Macam-Macam Berpikir

Proses berpikir yang terjadi pada siswa merupakan sebuah hal yang sulit untuk diamati dan diteliti. Namun demikian, semua ahli pendidikan menyimpulkan bahwa proses berpikir memang ada dan terjadi pada individu. Berkaitan dengan ini, proses bagaimana terjadinya berpikir masih sulit untuk dijelaskan.

Sugihartono, dkk. (2007:13) menjelaskan bahwa ada dua jenis cara berpikir pada individu, yaitu berpikir otak kanan dan otak kiri. Sementara Crow & Crow (dikutip dari Sri Rumini, dkk. 2006:8-10) menyebutkan ada dua jenis cara berpikir pada individu, yaitu berpikir reflektif dan berpikir kreatif.

Apa pun jenis dan konsep berpikir yang digunakan, secara umum semuanya dilakukan dalam kerangka menemukan sebuah pemahaman akan sebuah permasalahan dan menemukan solusi atas permasalahan tersebut.

Baca juga Konsep Dasar Ingatan dan Memori

A. Berpikir Otak Kanan dan Otak Kiri

Proses berpikir dan tersimpannya memori dan pengetahuan seseorang terjadi di dalam otak. Otak manusia terbagi menjadi dua bagian atau yang disebut sebagai hemisfer, yaitu hemisfer kanan atau otak belahan kanan dan hemisfer kiri atau otak belahan kiri.

Adanya perbedaan letak tiap bagian otak tersebut ternyata memiliki perbedaan pula terhadap cara kerja, ranah kerja, dan karakteristik kerjanya. 

Karakteristik khas dan sistem kerja otak kiri secara umum yakni melakukan proses berpikir secara runtun atau beruntun, mencoba memahami sesuatu dari detail ke global, membimbing untuk membaca berdasarkan fonetik yang berupa kata-kata, simbol, dan huruf. Fokus kerjanya ialah pada internal individu atau pengetahuan yang telah dimiliki dan informasi yang bersifat faktual.

Baca juga Implikasi Pengindraan dan Persepsi dalam Proses Pembelajaran

Berbeda dengan otak kiri, otak kanan bekerja secara acak, memahami sesuatu dari global ke detail, membaca dengan cara menyeluruh, lebih fokus pada bentuk gambar dan grafik, proses belajar diawali dengan melihat dahulu atau mengalami yang kemudian terjadi proses belajar secara alamiah dan spontan yang lebih fokus pada eksternal.

DePorter (dikutip dari Sugihartono, dkk. 2007:14) menjelaskan bahwa karakteristik berpikir otak kiri bersifat logis, sekuensial, linear, dan rasional. Cara berpikirnya sesuai dengan tugas-tugas teratur, ekspresi verbal, menulis, membaca, asosiasi auditorial, menempatkan detail dan fakta, fonetik dan simbolisme. 

Sementara karakteritik otak kanan lebih bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik. Otak kanan banyak terlibat dalam perasaan, emosi, kesadaran perasaan, kesadaran ruang atau spasial, bentuk, pola, musik, seni, kepekaan warna, kreativitas, dan visualisasi.

Baca juga Apakah Sastra? Beberapa Masalah Peristilahan

Masing-masing bagian otak memiliki pran dan fungsi yang berbeda dalam proses belajar. DePorter (dikutip dari Sugihartono, dkk. 2007:14) mengungkapkan bahwa proses kerjanya, stimulus pada otak krii atau kanan saja kurang sempurna tanpa rangsangan pada bagian lainnya.

Hal ini brdampak pada proses pembelajaran tidak akan dapat berjalan secara maksimal dan prestasi belajar siswa tidak akan maksimal apabila proses pembelajaran hanya mengaktifkan satu belahan otak saja. 

Dengan demikian, proses pembelajaran diharapkan mampu menstimulasi kedua belah otak secara bersama sesuai dengan karakteristiknya masing-masing.  Dengan kata lain, proses pembelajaran mengaktifkan kedua belah otak secara seimbang agar proses pembelajaran dapat berjalan dan berhasil mencapai tujuannya dengan baik.

Baca juga beragam artikel tentang PSIKOLOGI PENDIDIKAN dan METODE PEMBELAJARAN

B. Berpikir Reflektif dan Berpikir Kreatif

Proses berpikir pada individu akan terjadi dalam bentuk yang berbeda-beda. Namun, tujuan tetap sama, yaitu memacahkan sebuah permasalahan. Pada dasarnya terdapat banyak jenis proses berpikir selain berdasarkan belahan otak yang digunakan menggunakan otak kanan dan otak kiri.

Proses berpikir lainnya yayng terjadi pada siswa menurut pandangan Crow & Crow (dikutip dari Sri Rumini, dkk. (2006:8-10), terbagi atas berpikir reflektif dan berpikir kreatif. Jenis proses berpikir ini melihat pada proses dan hasil akhir berpikir sebagai solusi atau permasalahan.

Baca juga beragam artikel tentang SELUK-BELUK DUNIA PENDIDIKAN dan beragam TIPS tentang belajar.

a) Berpikir Reflektif

Proses berpikir reflektif tidak tergantung pada pengetahuan siswa semata, tetapi proses bagaimana memanfaatkan pengetahuan yang telah dimilikinya untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Jika siwa dapat menemukan cara untuk memecahkan masalah yang dihadapi sehingga dapat mencapai tujuannya maka siswa tersebut telah melakukan proses berpikir reflektif. 

Artinya, pada dasarnya berpikir reflektif merupakan sebuah kemampuan siswa dalam memorinya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi untuk mencapai tujuan-tujuannya.

Baca juga Mengenal Kecerdasan Emosional dan Ciri-Cirinya

John Dewey (dikutip dari Sri Rumini, dkk. 2006:9) menjelaskan proses berpikir reflektif yang dilakukan oleh individu akan mengikuti beberapa langkah, yaitu sebagai berikut.

  1. Individu merasakan adanya problem.
  2. Individu melokalisasi dan membatasi pemahaman terhadap masalahnya.
  3. Individu menemukan hubungan-hubungan masalahnya dan merumuskan hipotesis pemecahan atas dasar pengetahuan yang telah dimilikinya.
  4. Individu mengevaluasi hipotesis yang ditentukan, apakah akan menerima atau menolaknya.
  5. Individu merupakan cara pemecahan masalah yang sudah ditentukan dan dipilih, kemudian hasilnya apakah ia akan menerima atau menolak hasil kesimpulannya.
Baca juga beragam CERPEN atau PUISI untuk menghibur dan memotivasi jiwa serta pikiranmu setelah seharian beraktivitas, bekerja, dan belajar. 

b) Berpikir Kreatif

Candara (dikutip dari Sugihartono, dkk. 2007:14), istilah kreativitas merujuk pada sebuah bentuk kemampuan mental yang khas pada seseorang untuk melahirkan dan pengungkapan sesuatu yang unik, berbeda dari hal-hal pada umumnya, orisinal, indah, baru, efisien, tepat sasaran, dan tepat guna.

Dengan demikian, orang yang kreatif dalam berpikir akan mampu memandang sesuatu hal yang sama dari sudut pandang yang berbedea dari pandangan orang yang pada umumnya. Kaitannya dengan kreativitas dalam berpikir, pada umumnya melibatkan berpikir yang kompleks.

Proses berpikir orang-orang kreatif tidak memandang suatu stimulus seperti bagaimana orang secara umum, tetapi mampu melihat dari sisi dan sudut pandang yang berbedea. Prose berpikir seperti ini disebut juga dengan proses berfikir divergen atau menyebat.

Proses berpikir kreatif pada seseorang atau siswa akan dapat diricikan dan dapat dilihat dari hasilnya. Sri Ruini, dkk (2006:10) memaparkan bahwa ciri khusus dari proses berpikir kreatif merupakan hasil atau produk berpikir yang orisinal dan prosedur berpikir yang dilakukand engan cara-cara baru yang tidak dapat dikira-kira sebelumnya. 

Baca juga Belajar Menggunakan Teknik Faynman Memudahkan Memahami Materi

Tahap-tahap dalam berpikir kreatif, yaitu sebagai berikut.

  1. Tahap persiapan, yaitu ketika bahan-bahan atau pengetahuan didkumpulkan dan disusun terus menerus dalam memori individu. Misalnya, siswa memahami prinsip pemanfatan udara pada kapal selam, mengapa bola pingpong dapat mengambang, mengapa kapal tanker bisa tenggelam, dan sebagainya.

  2. Tahap Inkubasi, yaitu ketika atas dasar bahan-bahan yang terkumpul lama kemudian memunculkan aspek-aspek pertanyaan yang berbeda dan kreatif, tetapi masih samar-samar. Misalnya, bagaimana mengangkat sebuah kapal tanker yang tenggelam menggunakan alat yang sederhana atau memanfaatkan prisnsip keseimbangan komposisi udara dan air dalam kapal selam.

  3. Tahap Insight/Pemahaman, yaitu ketika pemahaman dan penemuan hal yang berbeda dan terjadi sangat tiba-tiba. Misalnya, mengapa tidak mengangkat sebuah kapal tanker yang tenggelam dengan mengisi ruang kapal menggunakan bola pingpong sebanyak-banyaknya.

Baca juga Pentingnya Pendidikan STEM untuk Anak Perempuan: Membuka Peluang Tanpa Batas

*Disarikan dari sumber-sumber literatur kredibel dan dari buku Psikologi Pendidikan: Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran karya Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani diterbitkan oleh Ar-Ruzz Media (Jogjakarta) pada 2014 (Cetakan ke-2)

Ruang Literasi dan Edukasi

Post a Comment

© Untaian Abjad. All rights reserved. Developed by Jago Desain