Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka

Pendidikan di Indonesia mengalami beberapa kali perubahan sistem kurikulum dengan tujuan penyempurnaan. Usaha yang dilakukan oleh pemerintah dalam penyempurnaan yaitu mengubah dan memberi inovasi kurikulum. Di antaranya kurikulum KTSP/2006 menjadi Kurikulum 2013 hingga menjadi Kurikulum Merdeka Belajar.

Kurikulum 2013 telah diterapkan mulai dari tahun ajaran 2013/2014.  Penerapan dini dilakukan terutama di sekolah yang telah memiliki akreditasi A. Penerapan Kurikulum 2013 di jenjang SMA/SMK/MA tentu sangat cocok karena kurikulum yang dirancang mengandung nilai efektif, inovatif, kreatif, serta bisa menggali potensi dan minat peserta didik dalam pembelajaran.

Merdeka belajar merupakan kebijakan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kurikulum Merdeka diterapkan dengan tujuan untuk melatih kemerdekaan dalam berpikir peserta didik. Inti paling penting dari kemerdekaan berpikir ditujukan kepada guru. Jika guru dalam mengajar belum merdeka dalam mengajar, tentu peserta didik juga ikut tidak merdeka dalam berpikir.

Baca juga Mengenal Lebih Dekat Kurikulum Merdeka

Guru juga memiliki target tertentu dari pemerintah seperti akreditasi, administrasi, dan lain-­lain. Tentu dalam keadaan seperti ini peserta didik tidak dapat secara luwes berkembang dalam pembelajaran karena hanya terpaku pada nilai saja. Dengan adanya merdeka belajar, peserta didik dapat mengembangkan potensi yang dimiliki sesuai dengan bakat dan minatnya karena peserta didik juga memiliki kemampuan yang berbedabeda dalam penyerapan ilmu yang disampaikan oleh guru (Naufal, dkk., 2020).

Merdeka belajar yang dicetuskan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia adalah jabawan terhadap keluhan dan masalah yang dihadapi oleh pendidik dalam proses pembelajaran. Dengan adanya merdeka belajar, beban dan tugas dari seorang guru lebih diminimalisir mulai dari pengadministrasian sampai pada kebebasan dari tekanan intimidasi.

Baca juga Kepemimpinan dalam Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah Penggerak

Selain itu, merdeka belajar juga membuka cakrawala guru terhadap permasalahan yang dihadapi. Mulai dari penerimaan siswa, RPP, proses pembelajaran, evaluasi, sampai Ujian Nasional. Dengan begitu, guru menjadi wadah penyalur potensi untuk melahirkan bibit unggul harapan bangsa sehingga dibutuhkan suasana pembelajaran yang menarik dan inovatif agar peserta didik semangat dalam belajar (Ningrum, 2022).

Merdeka belajar menjadi sebuah suatu terobosan baru Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk menjadikan proses pembelajaran di setiap sekolah menjadi lebih efektif dan efisien. Dampak positif merdeka belajar ditujukan kepada guru, peserta didik, dan bahkan wali murid.

Pembelajaran merdeka belajar memgutamakan minat dan bakat peserta didik yang dapat memupuk sikap kreatif dan menyenangkan pada peserta didik. Kurikulum merdeka belajar menjawab semua keluhan pada sistem pendidikan. Salah satunya yaitu nilai peserta didik hanya berpatokan pada ranah pengetahuan. Di samping itu, merdeka belajar membuat guru lebih merdeka lagi dalam berpikir sehingga diikuti oleh peserta didik.

Baca juga Penerapan Kurikulum Merdeka pada Sekolah Penggerak

Saat percaya terhadap kemerdekaan guru dan kemerdekaan belajar, maka akan bersinggungan dengan banyak hal, salah satunya kemerdekaan dalam proses belajar. Proses belajar butuh kemerdekaan karena kemerdekaan harus melekat pada subjek yang melakukan proses belajar anak ataupun orang dewasa. Termasuk melibatkan dukungan banyak pihak (Ruhaliah, dkk., 2020).

Kurikulum Merdeka Belajar adalah program kebijakan baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) yang dicanangkan oleh Mendikbud Nadiem Anwar Makarim. Nadiem membuat kebijakan merdeka belajar bukan tanpa alasan.

Penelitian Programme for International Student Assesment (PISA) tahun 2019 menunjukkan hasil penilaian pada peserta didik Indonesia hanya menduduki posisi ke enam dari bawah. Adapun untuk bidang matematika dan literasi, Indonesia menduduki posisi ke­74 dari 79 Negara.

Baca juga ragam informasi tentang Kurikulum Merdeka

Menyikapi hal tersebut, Nadiem pun membuat gebrakan penilaian dalam kemampuan minimum meliputi literasi, numerasi, dan survei karakter. Literasi bukan hanya mengukur kemampuan membaca, tetapi juga kemampuan menganalisis isi bacaan beserta memahami konsep di baliknya (Sari, 2019).

Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) terdiri dari dua konsep yaitu “Merdeka Belajar” dan “Kampus Merdeka” di dalam satu program. Transformasi pendidikan melalui kebijakan merdeka belajar adalah salah satu langkah untuk mewujudkan SDM unggul Indonesia yang memiliki Profil Pelajar Pancasila. Kurikulum Merdeka Belajar ditujukan untuk jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah seperti SMP/SMA/SMK/sederajat (Vhalery, dkk., 2022)

Menurut Nadiem (dikutip dari Sabriadi & Wakia, 2021) Kurikulum Merdeka Belajar harus didahului oleh para guru sebelum mereka mengajarkannya kepada peserta didik. Dalam kompetensi guru di tingkat apapun, tanpa ada proses penerjemahan dari kompetensi dasar dan kurikulum yang ada, maka tidak akan pernah ada pembelajaran yang terjadi.

Baca juga ragam artikel tentang Dapodik dan Kurikulum

Konsep merdeka belajar yang dicanangkan oleh Nadiem Makarim dapat ditarik beberapa poin. Pertama, konsep merdeka belajar merupakan jawaban atas masalah yang dihadapi oleh guru dalam praktik pendidikan. Kedua, guru dikurangi bebannya dalam melaksanakan profesinya.

Dilakukan melalui keleluasaan yang merdeka dalam menilai belajar peserta didik dengan berbagai jenis instrumen; merdeka dari pembuatan administrasi yang memberatkan; serta merdeka dari tekanan dan mempolitisasi guru.

Ketiga, membuka mata untuk mengetahui lebih banyak kendala apa yang dihadapi oleh guru dalam tugas pembelajaran di sekolah. Mulai dari permasalahan siswa baru, administrasi guru dalam persiapan mengajar, proses pembelajaran, hingga masalah evaluasi seperti USBN­UN. Keempat, guru sebagai garda terdepan dalam membentuk masa depan bangsa melalui proses pembelajaran, maka penting untuk menciptakan suasana pembelajaran yang lebih happy di dalam kelas (Ningrum, 2022).

Baca juga ragam CERPEN untuk menghibur jiwa dan pikiranmu setelah penat bekerja.

Widya (dikutip dari Ruhaliah, dkk., 2020) menyebutkan bahwa pada tahun mendatang sistem pengajaran juga akan berubah dari yang awalnya bernuansa di dalam kelas menjadi di luar kelas.

Nuansa pembelajaran akan lebih nyaman karena siswa dapat berdiskusi lebih dengan guru, belajar dengan outing class, dan tidak hanya mendengarkan penjelasan guru. Namun, lebih membentuk karakter peserta didik yang berani, mandiri, cerdik dalam bergaul, beradab, sopan, berkompetensi, dan tidak hanya mengandalkan sistem rangking.

Menurut beberapa survei, sistem rangking hanya meresahkan anak dan orangtua saja karena sebenarnya setiap anak memiliki bakat dan kecerdasannya dalam bidang masing­masing. Nantinya akan terbentuk para peserta didik yang siap kerja dan kompeten, serta berbudi luhur di lingkungan masyarakat.

Baca juga beragam artikel Sudut Pandang dari para ahli, tokoh, akademisi, agar wawasanmu makin keren.

Kurikulum merdeka memberikan warna baru dan penyempurna dari kurikulum sebelumnya. Guru dituntut untuk memahami secara menyeluruh konsep dari Kurikulum Merdeka Belajar ini. Dengan begitu, guru dapat menanamkan konsep kurikulum kepada peserta didik. Peserta didik diharapkan dapat beradaptasi dengan penerapan kurikulum baru ini di sekolah.

Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran yang beragam. Kurikulum ini berfokus pada konten­konten yang esensial agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Kurikulum Merdeka diterapkan untuk melatih kemerdekaan dalam berpikir. Inti paling penting dari kemerdekaan berpikir ini ditujukan kepada guru.

Semenjak berubahnya kebijakan pemerintah dalam penerapan kurikulum, sistem pendidikan juga ikut berubah. Kurikulum berubah seiring dengan tuntutan zaman dan kebutuhan pembelajaran. Kurikulum dengan segala perubahannya tentu saja tidak terlepas dari dunia pendidikan. Pendidikan yang baik akan menciptakan pola pikir, sikap, dan karakter yang baik pula bagi peserta didik.

Baca juga ragam artikel BUDAYA biar makin cinta sama keragaman pun kekayaan bangsamu.

Penerapan Kurikulum Merdeka ini sudah dilakukan di sekolah penggerak seperti SMA 1 Tilantang Kamang, SMAN 7 Padang, SMAN 1 Akabiluru, SMAN 9 Padang, SMAN 15 Padang, SMAN 1 Suliki, SMAS Exellent Nurul Ikhlas, SMAN 3 Padang, SMAN 2 Padang, dan SMAN 2 Lintau Buo.

Penerapan Kurikulum Merdeka belajar ini di SMA menuai banyak kontroversi. Ada pihak yang pro dan ada pula yang kontra. Namun, hal yang urgen dari permasalahan ini adalah kesiapan SMA dalam menerapkan Kurikulum Merdeka di SMA. Dalam penerapannya membutuhkan adaptasi yang cukup lama. Adapun hal yang menjadi kendala ialah sebagai berikut.

1. Pelaksanaan kegiatan belajar dan mengajar.
2. Penyusunan instrumen pembelajaran.
3. Kesiapan sarana dan prasarana.

*

Sumber Pustaka
  1. Naufal H., Irkhamni I., dan Yuliyani M. 2020. Penelitian Penerapan Program Sistem Kredit Semester Menunjang Terealisasinya Merdeka Belajar di SMA Negeri 1 Pekalongan. Jurnal Konferensi Ilmiah Pendidikan, Vol.1 No.1)
  2. Ningrum A. S. 2022. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kurikulum Merdeka Belajar (Metode Belajar). Prosiding Pendidikan Dasar, Vol.1. (Ningrum, 2022)
  3. Ruhaliah, dkk. 2020. Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran “Merdeka Belajar” Bagi Guru Bahasa Sunda Di Kota Sukabumi. Dimasatra: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol.1 No.1. (Ruhaliah, dkk., 2020)
  4. Sabriadi H. R. dan Wakia N. 2021. Problematika Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Perguruan Tinggi.  Adaara: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Vol.11 No.2
  5. Sari R. M. 2019. Analisis Kebijakan Merdeka Belajar Sebagai Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan. PRODU: Prokurasi Edukasi Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Vol.1 No.1. (Sari, 2019)
  6. Vhalery R., Albertus M. S., dan Ari W. L. 2022. Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Research and Development Journal of Education, Vol.8 No.1. (Vhalery, 2022)
Ruang Literasi dan Edukasi

Post a Comment

© Untaian Abjad. All rights reserved. Developed by Jago Desain