Penerapan Kurikulum Merdeka di Sekolah Penggerak | Hj. Lidiawati, SE., M.Pd.
Sistem pendidikan Indonesia telah mengalami berbagai perubahan dan penyempurnaan kurikulum dari tahun ke tahun. Kurikulum Merdeka adalah kurikulum terbaru yang diperkenalkan pada tahun 2021 oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Tujuan dari
kurikulum merdeka adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar
dengan lebih kreatif, fleksibel, dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan pada siswa untuk
menentukan jalur pembelajarannya, memilih bahan ajar, dan menentukan cara
evaluasi yang akan digunakan. Kurikulum ini juga menekankan pentingnya
pengembangan soft skill dan keterampilan abad 21 seperti keterampilan berpikir
kritis, kolaborasi, komunikasi, kreativitas, dan karakter yang baik.
Baca juga Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan Kurikulum Merdeka pada SekolahPenggerak
Namun, implementasi Kurikulum Merdeka masih dalam tahap
awal dan masih perlu evaluasi dan perbaikan untuk memastikan bahwa kurikulum
ini benar-benar dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia (Widodo,
2021).
Program Sekolah Penggerak dan Kurikulum Merdeka adalah program pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dalam program ini, guru memiliki peran yang sangat penting sebagai penggerak utama dalam mengimplementasikan program tersebut.
Guru diharapkan dapat memberikan pengaruh positif pada peserta didik sehingga dapat menciptakan siswa yang berkepribadian sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, serta menjadi pembelajar seumur hidup. Kurikulum Merdeka juga menjadi upaya penataan ulang dalam sistem pendidikan nasional di Indonesia agar dapat mengikuti perkembangan zaman dan memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks.
Baca juga Kepemimpinan dalam Lembaga Pendidikan Formal
Oleh karena itu, peran
guru dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dan Program Sekolah Penggerak
sangat penting dalam mencapai tujuan yang diharapkan (Juli Iswanto, 2022).
Implementasi kurikulum merdeka membutuhkan kerja sama dan
komitmen dari semua pihak terutama guru dan sekolah agar siswa dapat
mendapatkan pembelajaran yang berkualitas dan sesuai dengan potensi mereka.
Dengan begitu, diharapkan generasi muda Indonesia dapat menjadi manusia yang
berkualitas dan mampu bersaing di berbagai bidang kehidupan.
Konsep Merdeka Belajar merupakan konsep yang relevan mengingat visi dan misi Pendidikan Indonesia yang ingin menciptakan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di berbagai bidang kehidupan di masa depan.
Baca juga ragam artikel tentang Dapodik dan Kurikulum
Dengan adanya Kurikulum Merdeka, diharapkan siswa dapat berkembang sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimiliki karena mereka akan mendapatkan pembelajaran yang kritis, berkualitas, ekspresif, aplikatif, variatif, dan progresif.
Namun, untuk mencapai tujuan ini, diperlukan kerja sama, komitmen
yang kuat, kesungguhan, dan implementasi yang nyata dari semua pihak, sehingga
profil pelajar Pancasila dapat tertanam dengan baik pada peserta didik.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia telah meluncurkan kurikulum baru yang disebut "Kurikulum Merdeka" atau "Kurikulum Mandiri". Kurikulum baru ini dirancang agar lebih fleksibel dan berpusat pada pengetahuan dasar sambil mengembangkan kemampuan unik siswa. Itu dibuat untuk mendukung pemulihan pembelajaran dari pandemi COVID-19.
Baca juga ragam artikel tentang Budaya
Konsep "merdeka belajar" atau "belajar mandiri"
ditekankan dalam kurikulum baru ini, memberikan kebebasan guru dan siswa untuk
belajar di luar kelas dan mengedepankan kemandirian, kompetensi, dan perilaku
yang baik.
Kurikulum baru mendukung program "merdeka
belajar" dengan empat gagasan utama yang terkait dengan Ujian Berstandar
Nasional, Ujian Nasional, RPP, dan Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru
(Zonasi). Artinya, perubahan kurikulum ini dirancang untuk mengurangi beban
ujian,
meningkatkan kreativitas guru dalam membuat RPP, dan
mengubah sistem zonasi dalam penerimaan siswa baru agar lebih adil dan merata.
Hal ini akan memungkinkan siswa untuk memiliki kebebasan dalam memilih mata
pelajaran dan mengejar minat mereka, sehingga dapat mengembangkan potensi
mereka secara maksimal dalam proses belajar-mengajar (Juli Iswanto, 2022).
Baca juga beragam artikel tentang Sudut Pandang dari berbagi tokoh, pakar, dan akademisi.
Program "Kurikulum Merdeka" memberikan tiga cara untuk mengimplementasikannya di sekolah:
- Menerapkan beberapa prinsip "Kurikulum Merdeka" tanpa mengganti kurikulum yang sudah ada.
- Menggunakan "Kurikulum Merdeka" dengan materi pembelajaran yang sudah ada.
- Mengembangkan sendiri bahan ajar dan menggunakan "Kurikulum Merdeka".
Kelebihan "Kurikulum Merdeka" adalah lebih sederhana dan fokus pada materi esensial serta mengembangkan kompetensi siswa. Siswa lebih mandiri dan tidak perlu memilih program peminatan di SMA. Guru dapat mengajar sesuai dengan kemampuan dan tingkat perkembangan siswa. Sekolah memiliki kebebasan untuk mengembangkan kurikulum dan pengajaran sesuai dengan karakteristiknya.
Secara keseluruhan, "Kurikulum Merdeka" adalah
kurikulum baru yang memprioritaskan pembelajaran mandiri dan fleksibel.
Tujuannya adalah untuk membantu pemulihan pembelajaran di tengah pandemi
COVID-19 dan memberikan lebih banyak kebebasan bagi guru dan siswa dalam
belajar.
Ditulis oleh Hj. Lidiawati, SE., M.Pd.
Post a Comment