Perkembangan Ideologi Sosialisme

Sejarah Perkembangan Ideologi Sosialisme

Sosialisme tumbuh subur di Eropa pada abad XIX. Saat itu terjadi krisis hebat akibat kapitalisme. Saat itu kaum buruh Eropa Barat mengalami masa kritis karena berkembangnya industrialisasi dan perdagangan. Upah buruh sangat minim, sementara itu wanita dan anak-anak di bawah umum dipekerjakan dengan jam kerja yang makin panjang.

Kondisi buruh dan masyarakat tersebut menggugah para cendikiawan seperti Robert Owen (Inggris), Saint Simon, dan Fourier (Prancis) untuk memperbaikinya. Mereka bergerak atas dasar rasa peri kemanusiaan dan angan-angan belaka tanpa dilandasi dengan konsep yang jelas. Oleh karena itu, mereka pun disebut kaum Sosialis Utopia.

Karl Marx kemudian berpendapat bahwa keadaan itu tidak dapat diperbaiki dengan angan-angan belaka. Perlu teori sosial yang didasari hukum-hukum ilmiah untuk memperbaiki keadaan masyarakat tersebut.

Baca juga artikel serupa di SINAU KEWARGANEGARAAN dan SEJARAH biar tidak melupakan Jas Merah.

Marx menyebut ajarannya Wetenschappelijk Socialism atau Sosialisme Ilmiah (Scientific Socialism). Marc berpendapat pentingnya mempertahankan hak kaum proletar yang telah diisap oleh kaum borjuis.

Sosialisme menolak adanya sistem kelas yang dihasilkan kapitalisme. Konsekuensinya ialah setiap individu memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam hidup bersosial.

Selain itu, kapitalisme juga menyebabkan terjadinya kerusuhan pada sifat manusia dan membuat manusia menjadi hina di depan manusia lain.

Marx dan Engels membuat pembedaan antara sosialisme dan komunisme. Mereka berpendapat, bahwa sosialisme adalah tahap yang harus dilalui masyarakat sebelum mencapai komunisme. Tujuan akhir sejarah adalah terciptanya komunisme atau masyarakat tanpa kelas. Akan tetapi, untuk sampai pada tahap komunisme itu, sosialisme harus melalui tahap kediktatoran rakyat.

Baca juga Asal-Usul Ideologi Sosialisme

Sebagai sebuah ideologi, sosialisme berkembang sesuai dengan konteks masyarakat. Buah pemikiran Karl Marx dan Friederich Engels mengilhami para pemikir dari berbagai kawasan untuk membuat variannya. Hingga pertengahan abad XX, sosialisme telah bermetamorfosis menjadi beberapa macam.

Sosialisme Demokrasi

Sosialisme demokrasi merupakan gerakan sosialisme yang berdasarkan marxisme. Namun, setelah direvisi oleh E. Bernstein (1850—1932), gerakan ini makin melepaskan ajaran Marx.

Menurutnya, marxisme tidak cocok dengan kenyataan dan cita-cita demokrasi. Sosialisme demokrasi berpegang pada asas dan menentang ajaran Marx tentang historis materialisme, perjuangan kelas, dan pemberontakan berdarah.

Partai-partai Sosialisme Demokrat masih tetap berdiri hingga kini di Eropa, seperti Jerman, Belanda, Norwegia, dan Prancis. Penganut sosialisme juga terdapat pada partai-partai buruh di Inggris dan Italia.

Baca juga beragam artikel Sudut Pandang dari berbagai tokoh berpengaruh, akademisi, dan para pemikir atau ahli

Marxisme Leninisme atau Komunisme

Marxisme Leninisme adalah marxisme sebagaimana dipersepsikan oleh Lenin. Menurut Lenin (1870---1924), marxisme berbeda dengan komunisme. Marxisme merupakan sebagian dari komunisme, sementara komunisme lebih daripada hanya marxisme.

Komunisme berideologi tidak hanya marxisme, tetapi juga marxisme Leninisme. Lenin juga mengeluarkan ajaran tentang perebutan kekuasaan oleh Partai Komunis. Hal ini pernah dipaparkan oleh Karl Marx.

Ajaran Marx bersifat umum, sementara ajaran Lenin meliputi strategi dan taktik perjuangan kaum proletariat dengan pimpinan Partai Komunis.

Setelah Uni Soviet bubar, banyak partai komunis yang membubarkan diri. Ada pula yang bertahan dengan berganti nama dan mengikuti pemilu di negara-negara Eropa Timur. Bahkan ada di antaranya yang bisa berkuasa kembali seperti di Polandia dan Ceko dengan jalan yang demokratis

Baca juga ragam artikel BUDAYA biar makin mencintai keberagaman yang ada di negeri kita tercinta, Indonesia.

Anarkisme

Anarkisme, secara etimologis, anarki dari kata anarchy dalam  bahasa Inggris atau anarchie dalam bahasa Belanda/Jerman/Prancis. Kata itu berasal dari bahasa Yunani anarchos/anarchein (a artinya tidak/tanpa dan archos/archein artinya pemerintah/kekuasaan).

Anarkis berarti orang yang mempercayai atau menganut anarki dan isme yang berarti paham/ajaran/ideologi. Paham ini memercayai bahwa negara, pemerintahan, dengan kekuasaannya merupakan lembaga yang menjadi penyebab terjadinya penindasan dalam kehidupan.

Oleh karena itu,, negara beserta pemerintahan lembaganya harus dihancurkan. Tokoh anarkisme adalah Piere Joseph Proudhon dan Mikhail Bakunin.

Anarkisme kemudian berkembang menjadi ideologi. Keberagaman tersebut disebabkan perbedaan latar belakang tokoh, peristiwa-peristiwa tertentu dan tempat atau lokasi aliran itu berkembang.

Ideologi yang tercakup dalam anarkisme, yaitu anarkisme kolektif, anarkisme komunis, anarkisme-sindikalisme, anarkisme individualisme.

Baca juga CERPEN dan PUISI untuk menghibur dan memotivasi jiwa dan pikiranmu setelah seharian lelah beraktivitas, bekerja, atau belajar.

Gerakan Kiri Baru

Gerakan Kiri Baru juga merupakan varian sosialisme yang berkembang pada 1960an. Tokoh utama gerakan ini adalah Herberty Marcuse. Untuk memperjuangkan kepentingan kaum buru, Gerakan Kiri Baru menggunakan cara demonstrasi-demonstrasi agak lunak.

Dengan kata lain, Herbert Marcuse lebih mengedepankan jalan kompromistis. Namun, gerakan ini tidak terlalu berpengaruh bagi perjuangan masyarakat.

Demikianlah asal-usul dan perkembangan ideologi sosialisme. Ideologi tersebut didasarkan pada materialisme, bahwa segala sesuatu itu berasal dari materi atau kebendaan yang senantiasa berproses secara dialektik.

Sosialisme tidak mengakui keberadaan agama. Bahkan Tuhan dianggap tidak ada atau telah mati. Untuk menyelesaikan permasalahan dalam hidup, kaum sosialis menggunakan dalil The iror law of oligarchi (Hukum Tangan Besi) melalui pemerintahan diktator.

Sistem ini menentang monopoli faktor produksi agar tercipta perataan. Untuk menciptakan perubahan dan keadilan sosial, jalan yang harus ditempuh adalah pertentangan kelas.

Baca juga ragam materi Nasionalisme lainnya:

*Disarikan dari sumber-sumber literatur yang kredibel dan dari Buku Pancasila di atas Ideologi Besar Dunia karya Wahyudi.

Ruang Literasi dan Edukasi

Post a Comment

© Untaian Abjad. All rights reserved. Developed by Jago Desain