Awal Pergerakan Nasional | Bagian I

Pengaruh gagasan modern, anggota elite menyadari bahwa perjuangan untuk memajukan bangsa harus dilakukan dengan mempergunakan organisasi modern.

Mulainya abad ke 20, mulai pulalah suatu masa baru bagi masyarakat Indonesia. Dalam masa baru itu pemimpin-pemimpin rakyat memperjuangkan nasib bangsanya secara lain daripada yang selama berabad-abad telah dilakukan oleh nenek moyang kita yang melakukan perlawanan bersenjata. Kini perjuangan merupakan suatu perjuangan politik dengan mempergunakan cara-cara dan sarana-sarana modern.

Gejala sejarah yang dikenal sebagai Kebangkitan Nasional, tidak hanya disebabkan oleh faktor-faktor dari dalam negeri, melainkan juga dari luar negeri. Faktor dalam negeri antara lain adalah pelaksanaan politik etis yang dijalankan oleh pemerintah Hindia Belanda.

Foktor dari luar negeri antara lain umpamanya adala kemenangan bangsa Jepang atas bangsa Rusia dalam perangnya pada tahun-tahun pertama abad 20. Suatu kemenangan yang dianggap sebagai kemenangan orang Asia (kulit berwarna) terhadap orang Eropa (kulit putih).

Baca juga ragam artikel SEJARAH biar tidak melupakan Jas Merah. 

Pengaruh gagasan-gagasan modern, anggota elite nasional baru, menyadari bahwa perjuangan untuk memajukan bangsa Indonesia harus dilakukan dengan mempergunakan organisasi modern. Baik pendidikan, perjuangan politik, perjuangan ekonomi, maupun perjuangan sosial-budaya, memerlukan organisasi.

Pada 1906 dan 1907, dr. Wahidin Sudirohusodo, mengadakan suatu perjalanan kampanye ke seluruh pulau Jawa. Di tempat-tempat yang dikunjunginya ia menganjurkan perluasan pengajaran sebagai langkah untuk memajukan kehidupan rakyat. 

Tujuan itu akan dapat dilaksanakan tidak hanya dengan menuntut kepada pemerintah, tetapi juga dapat dilaksanakan atas usaha sendiri. Caranya dengan membentuk “dana pelajar” yang hasilnya akan digunakan untuk menyokong pelajar-pelajar yang kurang mampu.

Baca juga beragam artikel Sudut Pandang dari berbagai tokoh berpengaruh, akademisi, dan para pemikir atau ahli.

Dalam perjalanan kampanye, pada akhir 1907, beliau bertemu dengan Sutomo, seorang mahasiswa STOVIA (Sekolah Dokter Pribumi) di Jakarta. Mereka memperbincangkan nasib rakyat yang masih kurang mendapat pendidikan. Kelihatan bahwa keduanya mempunyai gagasan dan cita-cita bersama.

Sebagai cetusan dari pada cita-cita mereka, maka pada 20 Mei 1908 mahasiswa STOVIA membentuk organisasi yang diberi nama Boedi Oetomo. Sutomo sebagai ketua terpilih.

Boedi Oetomo disusun dalam bentuk suatu organisasi modern, sehingga dapat dipandang sebagai pelopor dari Pergerakan Nasional di Indonesia. Tanggal berdirinya Boedi Oetomo dipandang sebagai Hari Kebangkitan Nasional yang setiap tahun diperingati oleh seluruh bangsa Indonesia.

Pada permulaannya, Boedi Oetomo merupakan organisasi dari pelajar STOVIA dan tujuannya dirumuskan secara samar-samar yaitu kemajuan bagi Hindia. Yang diterima sebagai anggota hanyalah terbatas pada penduduk Jawa dan Madura dan baru kemudian terbuka untuk penduduk Indonesia Lainnya.

Baca juga Politik Kolonial Sampai Akhir Hindia Belanda

Berdirinya Boedi Oetomo ternyata sangat menarik perhatian masyarakat. Dalam 6 bulan saja, antara Mei sampai Oktober 1908, cabang Boedi Oetomo sudah berdiri di Jakarta, Bogor, Bandung, Magelang, Surabaya, Probolinggo, dan Yogyakarta.

Lama-kelamaan, cita-cita Boedi Oetomo mulai mendapat dukungan dari kalangan cendikiawan Jawa. Terlihat bahwa setelah mendapat dukungan dari golongan tua, pelajar-pelajar mulai terssihkan dan kemudian lebih memusatkan diri untuk memusatkan pelajaran.

Untuk lebih memperkuat diri, Boedi Oetomo Mengadakan kongres pertama di Yogyakarta pada Oktober 1908. Setelah melalui perdebatan di dalam kongres, diambil keputusan sebagai berikut.

  1. Boedi Oetomo tidak ikut mengadakan kegiatan politik.
  2. Kegiatan terutama ditunjukkan kepada bidang pendidikan dan budaya.
  3. Ruang gerak terbatas hanya untuk daerah Jawa dan Madura.

Di samping itu telah ditunjuk R.T. Tirtokusumo, bupati Karanganyar, sebagai ketua. Pusat organisasi ditetapkan di Yogyakarta.

Baca juga CERPEN dan PUISI untuk menghibur dan memotivasi jiwa dan pikiranmu setelah seharian lelah beraktivitas, bekerja, atau belajar.

Dalam perkembangan selanjutnya kelihatan bahwa anggota Boedi Oetomo kebanyakan adalah dari kalangan priyayi atau pegawai negeri. Terpengaruh oleh hal tersebut tujuannya pun mulai condong untuk kepentingan mereka.

Melihat kenyataan ini para pelajar merasa kecewa dan mengambil keputusan keluar dari organisasi. Sebagai organisasi, Boedi Oetomo Disahkan oleh pemerintah koloial sebagai badan hukum dan karena tidak melibatkan diri dalam gerakan politik maka dipandang tidak berbahaya.

Namun, kelihatan juga kemudian bahwa karena tidak berpolitik, Boedi Oetomo terdesak oleh organisasi yang lebih radikal.

Perkembangan pesat pada tahun permulaan menjadi menurun pada tahun-tahun berikutnya. Ada beberapa hal yang menyebabkannya seperti itu, yaitu kesulitan keuangan, para bupati mendirikan organisasi sendiri, dan anggota golongan muda banyak menarik diri karena kecewa.

Di samping itu keadaan demikian juga disebabkan oleh munculnya Sarekat Islam dan Indische Partij yang siatnya lebih memenuhi keinginan masyarakat.

Baca juga artikel serupa di SINAU KEWARGANEGARAAN

Bagaikan suatu percikan api di tengah padang alang-alang, tiba-tiba muncul Sarekat Islam di tengah-tengah masyarkaat yang sudah sangat menderita karena penjajahan.

Pada mulanya, Sarekat Islam yang mula-mula bernama Sarekat Dagang Islam, yang didirikan leh R.M. Tirtoadisuryo pada 1911, tak lain ialah untuk membela kepentingan pedagang-pedagang Indonesia dari ancaman Cina. Namun, kenyataannya kemudian kegiatannya lebih luas dari semula.

Ia merupakan suatu gerakan yang ingin melawan semua penghinaan dan ketidakadilan yang menimpa rakyat Indonesia, baik yang datangnya dari pemerintah jajahan, orang-orang Cina, maupun dari kalangan bangsa sendiri yang bekerja sebagai pegawai pemerintah.

Baca juga Munculnya Organisasi Pergerakan Nasional: Sebuah Petanda Lahirnya Embrio Kebangsaan dan Nasionalisme Indonesia

Apabila dilihat pada anggaran dasarnya maka dapat disimpulkan tujuan Sarekat Islam adalah sebagai berikut.

  1. Mengembangkan jiwa dagang.
  2. Membantu anggota-anggota yang mengalami kesulitan dalam berusaha.
  3. Memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajat rakyat.
  4. Memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru mengenai agama islam.
  5. Hidup menurut perintah Allah.

Baca juga Ki Hajar Dewantara: Lebih Baik Tak Punya Apa-Apa tapi Senang Hati daripada Bergelimang Harta namun Tak Bahagia

Melihat tujuan Sarekat Islam (SI), nampak tidak adanya kegiatan politik, dan memang partai politik waktu itu belum diperbolehkan. Namun, aksi-aksi yang dijalankannya dipandang berbahaya oleh pemerintah jajahan. 

Terlebih, surat kabar, majalah, dan lain-lainnya telah membantu penyebarluaskan cita-cita Sarekat Islam. Oleh karena itu, pemerintah jajahan Belanda mulai berhati-hati. 

Gerak-gerik Sarekat Islam diawasi dengan cermat. Timbul juga pertayaan dalam pikiran kita, mengapa Sarekat Islam dapat begitu cepat diterima oleh rakyat Indonesia?

Sebabnya antara lain karena organisasi ini digerakkan oleh orang-orang yang tidak menjadi pegawai pemerintah jajahan, bahkan ditegaskan bahwa pegawai negeri tidak boleh menjadi anggota pengurus.

Baca juga Sejarah Hidup Ki Hajar Dewantara, Bapak Pedidikan Nasional

Banyak nama-nama yang dalam pergaulan masyarakat umum Indonesia sangat dihormati, menjadi anggota, umpamanya alim-ulama dan kyai-kyai. Ia membela kepentingan rakyat kecil yang dalam kehidupan sehari-hari memang terlihat dengan pedagang-pedagang Cina yang gbanyak menguasai kebutuhan hidup sehari-hari.

Itulah sebabnya organisasi ini berhasil menyusup sampai ke lapisan bawah masyarakat, yaitu masyarakat kecil yang sejak berabad-abad hampir tidak pernah mengalami perubahan nasib. 

Baca kelanjutan artikel di Awal Pergerakan Nasional | Bagian II

*Disarikan dari berbagai sumber yang kredibel dan dari buku Sejarah Nasional Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1981.

Ruang Literasi dan Edukasi

Post a Comment

© Untaian Abjad. All rights reserved. Developed by Jago Desain