Hingga kini masih banyak orang atau kelompok pemikir
sosial yang menggunakan ideologi marxisme sebagai dasar pemikiran maupun
gerakannya. Ada tang menggunakan marxisme secara kritis, tetapi juga tidak
sedikit yang memujanya.
Fenomena ini terjadi tidak hanya di negara-negara Eropa,
tetapi juga di negara-negara dunia ketiga, seperti Indonesia. Para pemikir dan
intelektual di Eropa masih menggunakan marxisme sebagai alat analisis
pemikiran.
Marxisme sering masuk dalam perdebatan-perdebatan
intelektual filsafat untuk mendapatkan pemikiran-pemikiran yang baru. Lain
halnya dengan yang terjadi di negara-negara dunia ketiga, marxisme masih
menjadi ideologi dasar.
Fenomena ini terjadi pada masyarakat yang baru saja lepas
dari ketertindasan rezim otoriter militeristik.
Baca juga artikel serupa di SINAU KEWARGANEGARAAN
Sebagai sebuah ideologi, marxisme telah mewarnai khazanah
pemikiran dunia selama lebih dari satu abad. Setidaknya marxisme telah
mengingatkan kemungkinan munculnya bahaya kapitalisme industri.
Selain itu, marxisme juga menyadarkan betapa pentingnya
manusia hidup dalam kebersamaan secara kolektif. Namun, ternyata marxisme gagal
dalam teori dan praktik.
Contoh paling baik dari kegagalan teori marxisme adalah
bubarnya Uni Soviet. Negara ini didirikan oleh para tokoh yang sangat gandrung
dengan marxisme. Mereka adalah Lenin, Stalin, dan Trotzky. Namun, ideologi ini
tidak mampu bertahan menghadapi perkembangan zaman.
Baca juga ragam artikel SEJARAH biar tidak melupakan Jas Merah.
Kesalahan Pandangan Marxisme tentang Kapitalisme
Marx berpendapat bahwa eksploitasi buruh oleh kapitalisme
menyebabkan kapitalisme menyimpan nilai lebih bagi dirinya sendiri. Pemusatan
kekayaan di tangan kapitalis jumlahnya akan mengecil menuju kehancuran sistem
eksploitasi tersebut.
Hal itu seiring dengan hukum kemunduran tingkat keuntungan.
Pada saat inilah akan terjadi pengambilalihan oleh kelas buruh. Kelas buruh
(proletariat) akan mengendalikan sarana produksi untuk membangun kediktatoran
proletariat. Proses ini merupakan tahap awal menuju masyarakat tanpa kelas.
Teori ini jelas mengalami kegagalan karena kapitalisme
tidak pernah menyusut hingga sekarang. Selain itu kaum buruh pun tidak pernah
bisa mengambil alih kepemilikan kaum kapitalis secara ekonomis. Mayoritas kaum
buruh memang tidak memiliki akses politik, sesuatu hal yang tidak pernah
dipikirkan oleh Karl Marx.
Baca juga beragam artikel Sudut Pandang dari berbagai tokoh berpengaruh, akademisi, dan para pemikir atau ahli
Kegagalan marxisme tentang Kolektivisme
Orientasi produksi barang material tidak diarahkan pada
peningkatan kekayaan personal, tetapi pada pertumbuhan kekuasaan kolektif.
Kolektivisme yang berintikan kebersamaan tentu penting, tetapi kita tidak bisa
mengingkari hak-hak asasi manusia. Demi kekuasaan kediktatoran proletariat, Uni
Soviet telah membunuh jutaan warganya selama lebih dari tujuh puluh tahun.
Itulah sekilas dari perkembangan ideologi marxisme.
Sebagai sebuah pemikiran atau ide, sah-sah saja kita membaca atau
mempelajarinya. Namun, prinsip-prinsip yang terkandung dalam marxisme harus
kita kritisi.
Selain terbukti gagal dalam membawa perubahan masyarakat
ke arah yang lebih maju dan beradab, ideologi tersebut jelas mengingkari adanya
Tuhan. Ini tentu bertentangan dengan ideologi Pancasila.
Baca juga CERPEN dan PUISI untuk menghibur dan memotivasi jiwa dan pikiranmu setelah seharian lelah beraktivitas, bekerja, atau belajar.
- Memahami Lebih Dekat Makna Nasionalisme
- Memahami Lebih Dekat Makna Chauvinisme
- Nasionalisme di Cina
- Nasionalisme di Prancis
- Nasionalisme di India
- Nasionalisme di Turki
- Nasionalisme di Mesir
- Nasionalisme di Indonesia
- Manifestasi Politik Perhimpunan Indonesia pada 1925
*Disarikan dari
sumber-sumber literatur yang kredibel dan dari Buku Pancasila di atas Ideologi
Besar Dunia karya Wahyudi.