Setiap ilmu pengetahuan mempunyai objek tertentu dalam
pembahasannya. Misalnya, ilmu tumbuh-tumbuhan membicarakan tentang
tumbuh-tumbuhan. Objek ilmu hewan mempelajari dunia hewan, dan lain sebagainya.
Demikian pula ilmu jiwa yang mempunyai objek, yaitu jiwa.
Apakah sebenarnya jiwa itu. Dalam artikel sebelumnya, Psikologi dan Pembagiannya
disebutkan bahwa sampai sekarang pun belum ada seorang pun yang dapat
mengetahuinya.
Ia adalah abstrak, tidak dapat dilihat, didengar, dirasa,
dicium, ataupun diraba dengan panca indra. Oleh karena itulah, maka pada
mulanya ia diselubungi oleh rahasia dan pertanyaan gaib, yang oleh ahli-ahli
pada zaman itu coba diterangkan dan menjawabnya dengan pandangan dan tinjauan
filosofis dan metafisis.
Baca juga artikel tentang PSIKOLOGI biar jiwamu tetap aman meski sibuk bekerja atau belajar seharian.
Ditinjau dari segi objeknya, maka psikologi dapat dibagi
sebagai berikut.
1. Psikologi Metafisika
Meta artinya dibalik, di luar, sedangkan fisika artinya
alam raya. Objek kajiannya ialah hal-hal yang mengenai asal-usulnya jiwa,
wujudnya jiwa, akhir jadinya sesuatu yang tidak berwujud nyata dan tidak pula
diselidiki dengan ilmu alam biasa atau fisika.
2. Psikologi Empiris (Pengalaman)
Dalam-abad-abad kemudian para ahli dan pujangga lebih
mengutamakan pada rasio, misalnya Descartes. Ia mengatakan bahwa ilmu jiwa
yang benar hanya diperoleh dengan berpikir, bukan dengan pengalaman dan
percobaan.
Akal adalah sumber segala kebenaran. Ilmu pengetahuan
harus diuraikan dengagn kekuatan rasio; yang semenjak lahirnya mengandung pengertian
sejati dan kebenaran.
Baca juga ragam artikel Psikologi Pendidikan
Dipengaruhi oleh aliran rasionalisme, maka timbullah
aliran empirisme yang dipelopori oleh Bacon dan John Locke. Menurut ahli-ahli
mepiri, ilmu jiwa tidak dapat didasarkan dan diuraikan dengan falsafat atau
teologi, melainkan harus berdasarkan pengalaman.
Semua peristiwa diamati, dikumpulkan dan dari pengalaman
nyata itu diambillah suatu kesimpulan atau ketentuan.
Jalan penyelidikan dengan induksi ini seterusnya di dalam
perkembangan ilmu jiwa sangat berfaedah dan Bacon-lah yang dianggap sebagai
Bapak Metode Induktif. Oleh pernyataan jiwa itu diselidiki dengan jalan empiri,
pengamatan sendiri, dan percobaan.
Baca juga artikel Bertumbuh dengan Merelakan
Dalam hal ini John Locke mengatakan, bahwa jiwa adalah
bagaikan kertas putih bersih yang dapat dilukis dengan adanya
pengalaman-pengalaman. Dikarenakan psikologi ini mempelajari gejala-gejala jiwa
yang nyata dan positif, maka psikologi ini disebut psikologi positif.
3. Psikologi Behaviorisme (Tingkah Laku)
Menurut aliran ini psikologi ialah pengetahuan yang
mempelajari tingkah laku (behavoir)
manusia. Aliran ini timbul pada abad 20, diperoleh oleh Mac Dougall.
Behaviorisme tidak mau menyelidiki kesadaran dan
peristiwa-peristiwa psikis, karena hal ini adalah abstrak, tidak dapat dilihat
sehingga tidak dapat diperiksa dan dipercayai.
Baca juga beragam artikel Sudut Pandang dari berbagai tokoh berpengaruh, akademisi, dan para pemikir atau ahli.
Oleh sebab itu, ahli-ahli paham ini memegang teguh
prinsip-prinsip sebagai berikut.
- Objek psikologi adalah behavoir yaitu gerak lahir yang
nyata atau reaksi-reaksi manusia terhadap perangsang-perangsang tertentu.
- Unsur behavoir telah refleks, artinya reaksi tak sadar atara perangsang dari luar tubuh. Maka psikologi ini terkenal dengan nama behaviorisme.
*Disarikan
dari sumber-sumber literatur yang kredibel dan dari Buku Psikologi Belajar
karya Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono terbitan Rineka Cipta 2013