Laksamana Muda Tadashi Maeda

Laksamana Muda Tadashi Maeda

Benedict Anderson dalam bukunya yang berjudul Java in a Time of Revolution: Occupation and Resistance, 1944-1946 menjelaskan secara singkat tentang sosok Laksamana Muda Tadashi Maeda.

Dalam buku itu, Anderson menyebutkan bahwa Maeda pernah bertugas di Belanda tahun 1940 sebagai Atase Angkatan Laut Jepang.

Pada Oktober 1940, Maeda datang ke Jakarta sebagai anggota Komisi Kobayasi yang bertugas untuk mencari suplai minyak dari Indonesia yang pada saat itu masih dikuasai Belanda.

Dalam kunjungannya itu, Maeda memiliki misi rahasia untuk mengumpulkan informasi tentang rahasia militer Belanda dan menjalin kontak dengan tokoh-tokoh bumiputra. Maeda menyelesaikan misinya dan kembali ke Jepang pada bulan Juni 1941.

Baca juga kumpulan Materi Sejarah Kelas XI

Saat Jepang menjajah Indonesia, Maeda dikirim kembali ke Jakarta pada bulan Agustus 1942 sebagai Kepala Kantor Penghubung Angkatan Laut Jepang.

Di kantor ini, ia mempekerjakan beberapa tokoh Indonesia yang nantinya turut terlibat dalam berbagai peristiwa menjelang proklamasi kemerdekaan seperti Ahmad Subarjo dan Wikana.

Ahmad Subarjo dalam bukunya yang berjudul Lahirnja Republik Indonesia mengenang Maeda sebagai sosok yang memiliki politik yang berbeda dengan kebanyakan perwira Jepang.

Pengalaman kerja Maeda di berbagai wilayah serta pekerjaannya sebelumnya di Tokyo yang sering terkait dengan masalah Indonesia sebelum perang turut memengaruhi pandangan pribadi dan sikap Maeda.

Ia bersimpati pada perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaannya.

Baca juga ragam artikel SEJARAH biar engkau menjaga pesan Soekarno "Jas Merah"

Setelah Koiso memberikan janji kemerdekaan, Maeda mendirikan Asrama Indonesia Merdeka untuk melatih para pemuda dan calon pemimpin Indonesia.

Tindakan ini kemungkinan diambil karena ia mendapat pengaruh dari Ahmad Subarjo yang bekerja sebagai penasihatnya.

Beberapa tokoh nasionalis Indonesia diminta untuk mengajar di sana. Maeda juga memfasilitasi perjalanan Sukarno dan Hatta ke berbagai wilayah di Indonesia dan memberikan mereka kesempatan untuk menyampaikan pidato yang membangkitkan nasionalisme Indonesia.

Maeda memiliki peran yang penting dalam peristiwa di sekitar proklamasi. Ia mengizinkan rumahnya digunakan sebagai tempat pertemuan. 

Dalam peristiwa bersejarah itu, Maeda undur diri ke kamarnya dan tidak ikut campur dalam perumusan naskah proklamasi.

Baca juga ragam artikel KEBAHASAAN biar diksimu makin banyak dan kemampuan bahasamu makin jago.

Ia juga meminta kepada kepala rumah tangganya agar menyiapkan makanan sahur untuk para tamunya karena pada saat itu sedang bulan Ramadhan. 

Satsuki Mishima (kepala staf rumah tangga Maeda) kemudian menyiapkan menu makan sahur berupa nasi goreng, ikan sarden, telur dan roti. 

Keterlibatan Maeda dalam berbagai peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia sebenarnya merupakan sebuah tindakan pribadi karena kedekatannya dengan tokoh-tokoh nasionalis Indonesia dan simpatinya terhadap perjuangan mereka.

Baca juga: Cipung

*Disarikan dari sumber-sumber literatur yang kredibel.

Ruang Literasi dan Edukasi

Post a Comment

© Untaian Abjad. All rights reserved. Developed by Jago Desain