Pembagian Kata Menurut Aristoteles

Hampir semua tata bahasa sekarang memberikan pembagian kelas kata menurut pembagian Aristoteles.

Hampir semua tata bahasa sekarang memberikan pembagian kelas kata menurut pembagian Aristoteles. Sebenarnya Aristoteles sendiri tidak membagi kata-kata atas sepuluh kelas kata. Ia hanya meletakkan sistematikanya dan membagi kata-kata atas tiga kelas kata, yaitu nomina, verba, dan konjungsi yang mencakup semua kelas kata yang lain.

Berdasarkan sistematikanya itu, lambat-laun dikembangkan kelas kata baru. Aliran Stoici (didirikan 208 SM) mengembangkan lebih jauh pembagian di atas menjadi empat kelas kata, yaitu nomina, verba, conjungtio, dan articula.

Sarjana-sarjana Alexandria  (300—150 SM) menambahkan empat kelas kata baru, yaitu adverbia, participium, pronomina, dan praepositio sehingga menjadi delapan kelas kata. 

Baca juga beragam artikel KEBAHASAAN biar keterampilan bahasamu makin jago.

Akhirnya kita memperoleh sepuluh kelas kata seperti yang dikenal sekarang, yaitu:

  1. Nomina atau kata benda.
  2. Verba atau kata kerja.
  3. Adjectiva atau kata sifat.
  4. Pronomina atau kata ganti.
  5. Numeralia atau kata bilangan.
  6. Adverbia atau kata keterangan.
  7. Conjunctio atau kata sambung.
  8. Praepositio atau kata depan.
  9. Articula atau kata sandang.
  10. Interjectio atau kata seru.

Yang dimaksud dengan kelas adalah suatu kumpulan barang atau hal yang memiliki kata-kata tertentu berdasarkan kriteria yang sama. Kelas Kata, dengan demikian, merupakan sekumpulan kata yang memiliki ciri-ciri tertentu berdasarkan suatu kriteria yang sama.

Baca juga Majas: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Ternyata dalam menetapkan kesepuluh kelas kata di atas, digunakan beberapa kriteria untuk menghasilkan kesepuluh kelas di atas, yaitu kriteria bentuk, fungsi, dan makna.

Dalam bahasa-bahasa Barat, kata benda, kata kerja, dan kata sifat ditetapkan berdasarkan kriteria bentuk dan makna; kata sambung, kata depan, dan adverbia didasarkan pada kriteria fungsi; sementara kriteria bentuk untuk bahasa Indonesia harus ditetapkan secara hati-hati.

Penggunaan dua atau tiga kriteria bersama-sama dimungkinkan kalau semua kriteria itu dapat menghasilkan kelas-kelas yang sama.

Kelemahan klasifikasi tradisional seperti dikemukakan di atas dapat dilihat dari beberapa aspek berikut.

Kata-kata seperti di, ke, dari, dengan, dan pada dimasukkan ke dalam kelas kata depan, tetapi gabungannya dengan kata benda seperti di rumah dan ke rumah dimasukkan dalam kata keterangan (adverbia).

Baca juga Kalimat Majemuk: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Kata seperti kuat, senang, dan rajin dimasukkan dalam kata sifat, dilihat dari sudut bentuk dan makna, tetapi dengan kuat, dengan senang, dan dengan rajin dimasukkan dalam kelompok adverbia, dilihat dari sudut fungsi.

Pronomina, strukturnya tidak banyak berbeda dari kata ddepan dan kata-kata itu hanya berfungsi menggantikan kata benda dalam posisi tertentu. 

Jadi, kelompok kata ini sebenarnya merupakan subkelas nomina. Bidang gerak kata seru adalah kalimat. Dengan demikian, tidak boleh diperlakukan seperti kata biasa. Sebab itu, pernggolongan kata menurut sistematika Aristoteles harus ditinjau kembali.

Baca juga AFIKSASI: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

*Disarikan dari buku Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia untuk Tingkat Pendidikan Menengah karya Gorys Keraf pada 1991 terbitan Grasindo.

Ruang Literasi dan Edukasi

Post a Comment

© Untaian Abjad. All rights reserved. Developed by Jago Desain