Sastra Indonesia dan Sastra Nusantara

Lahirnya bahasa Idonesia dan sastra Indonesia ialah hasil pertemuan bahasa dan sastra Melayu dengan paham-paham yang berasal dari kebudayaan-kebudayaa

Indonesia tumbuh dari bahasa Melayu sejalan dengan perkembangan rasa kebangsaan atau nasionalisme Indonesia. Oleh karena itu, bahasa Indonesia baru lahir pada awal abad ke 20. Dalam Sumpah Pemuda 1928 bahasa Indonesia diakui sebagai bahasa persatuan dan setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan, bahasa Indonesia diresmikan sebagai bahasa Negara.

Sementara itu, bahasa-bahasa daerah yang terdapat di seluruh Kepulauan Nusantara seperti bahasa Melayu, Jawa, Sunda, Aceh, Bali, Minang, Bugis, dan lain-lain tetap juga berkembang.

Bahasa-bahasa daerah itu setelah lahirnya nasionalisme Indonesia, juga setelah diresmikannya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, terus juga hidup.

Baca juga Apakah Sastra? Beberapa Masalah Peristilahan

Hal itu sama sekali tidaklah bertentangan dengan nasionalisme Indonesia. Bahkan sesuai benar dengan bunyi dan maksud Undang-Undang Dasar (1945), di mana kehidupan kebudayaan (termasuk bahasa, seni, dan sastra) daerah dijamin kelangsungan perkembangannya.

Nasionalisme sesungguhnya suatu paham kebangsaan yang berasal dari kebudyaan Eropa Modern. Lahirnya bahasa Idonesia dan sastra Indonesia ialah hasil pertemuan bahasa dan sastra Melayu dengan paham-paham yang berasal dari kebudayaan-kebudayaan Eropa modern itu.

Namun, pertemuan dan pengaruh dari kebudayaan Eropa modern itu tidak hanya dialami oleh bahasa dan sastra Melayu saja, melainkan juga oleh bahasa-bahasa dan sastra-sastra daerah yang lain yang terdapat di seluruh kepulauan Nusantara.

Baca artikel serupa di Serba-Serbi Sastra

Paham-paham dan bentuk-bentuk sastra Eropa, seperti soneta, roman, esai, kritik, dan cerita pendek kemudian banyak diikuti dan mengalami perkembangan yang subur juga dalam bahasa-bahasa daerah.

Maka supaya jangan keliru, harus dijelaskan di sini, bahwa sekalian sastra yang ditulis dalam bahasa-bahasa daerah yang terdapat di seluruh wilayah Nusantara ini dinamakan sastra Nusantara, sedangkan yang dinamakan sastra Indonesia ialah sastra yang ditulis dalam bahasa nasional Indonesia saja.

Sastra yang berkembang setelah pertemuan dengan kebudayaan Eropa dan mendapat pengaruh daripadanya itu disebut sastra modern, sedangkan yang sebelumnya dinamakan sastra klasik. 

Baca juga beragam CERPEN atau PUISI 

Maka kita mengenal sastra Jawa klasik dan sastra Jawa modern, sastra Sunda klasik dan sastra Sunda modern, dan seterusnya. Namun, dalam hal ini kekecualian ada juga, yaitu mengenai sastra Melayu, karena meskipun kita mengenal sastra Melayu klasik, biasanya tidak bersambung dengan sebutan sastra daerah Melayu modern, melainkan dengan sastra Indonesia.

Hal itu disebabkan oleh sastra yang ditulis dalam bahasa Melayu setelah pertemuan dan pengaruh kebudayaan Eropa modern menjelma sastra Indonesia di sini, yaitu yang hidup di negara kita. 

Di semenanjung (Malaysia) bahasa Melayu menemukan perkembangannya sendiri menjadi bahasa Melayu yang juga mempunyai sejarah perkembangan sastra sendiri.

Baca juga Macam Cerita Rakyat: Pengertian, Ciri-Ciri, Fungsi, dan Contohnya

Karena nasionalisme Indonesia tidaklah hanya bersumber kepada satu daerah saja, maka seyogianya yang dinamakan sastra Indonesia klasik ialah sama dengan sastra Nusantara klasik. Jadi bukan hanya sastra Melayu klasik saja melainkan seluruh sastra klasik yang ditulis dalam bahasa daerah yang terdapat di seluruh wilayah Indonesia, termasuk bahasa Melayu.

Maka sebaiknya seluruh hasil sastra klasik yang ditulis dalam bahasa daerah itu segera diterjemahkan dan diperkenalkan ke dalam bahasa Indonesia, sehingga menjadi milik seluruh bangsa Indonesia.

Pengajaran sastra Melayu klasik di sekolah-sekolah, harus disertai pula dengan pengajaran sastra Jawa Klasik, Sunda, Aceh, Bali, Bugis, dan lain-lain.

Baca juga beragam artikel BUDAYA biar makin memahami dan mencintai budaya bangsamu.

*Disarikan dari berbagai sumber yang kredibel dan dari buku Iktisar Sejarah Sastra Indonesia karya Ajip Rosidi terbitan Pustaka Jaya (Bandung), 1986.

Ruang Literasi dan Edukasi

إرسال تعليق

© Untaian Abjad. All rights reserved. Developed by Jago Desain