Unsur-Unsur dalam Sistem Pembelajaran

 

Dalam pendekatan sistem, pembelajaran merupakan suatu kesatuan dari unsur-unsur pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain, karena satu sama lain saling mendukung. Unsur-unsur tersebut dapat menunjang kualitas pembelajaran. 

M. Sobry Sutikno (2013) menjelaskan ada beberapa unsur sistem pembelajaran, berikut ini:

A. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran pada dasarnya adalah kemampuan-kemampuan yang diharapkan dimiliki peserta didik setelah memperoleh pengalaman belajar. Dengan kata lain tujuan pembelajaran merupakan suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan pembelajaran.

Nana Sudjana dan Wari Suwaria (1991) menegaskan bahwa kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor).

Baca juga beragam artikel tentang SELUK-BELUK DUNIA PENDIDIKAN

Tujuan mempunyai jenjang dari yang umum sampai kepada yang khusus. Semua tujuan itu berhubungan antara satu dengan yang lainnya, dan tujuan di atasnya. Bila tujuan terendah tidak tercapai, maka tujuan di atasnya tidak tercapai pula.

Hal ini disebabkan karena tujuan berikutnya merupakan turunan dari tujuan sebelumnya. Oleh karena itu, aspek tujuan pembelajaran merupakan yang paling utama, yang harus dirumuskan secara jelas dan spesifik karena dapat menentukan arah.

Tujuan-tujuan pembelajaran harus berpusat pada perubahan perilaku peserta didik yang diinginkan, dan karenanya harus dirumuskan secara operasional, dapat diukur, dan dapat diamati ketercapaiannya.

Baca juga beragam artikel tentang PSIKOLOGI PENDIDIKAN dan METODE PEMBELAJARAN

B. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dipelajari oleh peserta didik. Penentuan materi pembelajaran mesti berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, misalnya berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, dan pengalaman lainnya.

Materi pembelajaran yang diterima peserta didik harus mampu merespons setiap perubahan dan mengantisipasi setiap perkembangan yang akan terjadi di masa depan.

Karena itu, materi pembelajaran menurut Suharsimi Arikunto (1990) merupakan unsur inti yang ada di dalam kegiatan pembelajaran, karena memang materi pembelajaran itulah yang diupayakan untuk dikuasai oleh peserta didik.

Oleh karena itu, guru harus memikirkan sejauh mana bahan-bahan atau topik yang tertera dalam silabus berkaitan dengan kebutuhan peserta didik di masa depan.

Sebab, minat peserta didik akan bangkit bila materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Maslow, sebagaimana dikutip dari Sudirman (1987) berkeyakinan bahwa minat seseorang akan muncul bila sesuatu itu terkait dengan kebutuhannya.

Baca juga CERPEN atau PUISI untuk refreshing setelah seharian jenuh belajar, sekolah, bekerja, dan menunggu pesan dari kekasih.

C. Kegiatan Pembelajaran

Dalam kegiatan pembelajaran, guru dan peserta didik terlibat dalam sebuah interaksi dengan materi pembelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu peserta didiklah yang lebih aktif, bukan guru. Keaktifan peserta didik tentu mencakup kegiatan fisik dan mental, individual dan kelompok.

Oleh karena itu interaksi dikatakan maksimal bila terjadi antara guru dengan semua peserta didik, antara peserta didik dengan guru, antara peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan materi pembelajaran dan media pembelajaran, bahkan peserta didik dengan dirinya sendiri, namun tetap dalam kerangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

Agar memperoleh hasil optimal, sebaiknya guru memperhatikan perbedaan individual peserta didik, yang meliputi aspek biologis, intelektual, dan psikologis.

Ketiga aspek ini diharapkan memberikan informasi pada guru, bahwa setiap peserta didik dapat mencapai prestasi belajar yang optimal, sekalipun dalam tempo yang berlainan.

Guru harus mampu membangun suasana belajar yang kondusif sehingga peserta didik mampu belajar mandiri. Guru juga harus mampu menjadikan proses pembelajaran sebagai salah satu sumber yang penting dalam kegiatan eksplorasi.

Baca juga beragam opini dari para ahli di rubrik SUDUT PANDANG

D. Metode

Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran, metode diperlukan oleh guru dengan penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

E. Media

Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dwyer (1967) berpendapat bahwa belajar yang sempurna hanya dapat tercapai jika menggunakan bahan-bahan audio-visual yang mendekati realitas

F. Sumber Belajar

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana materi pelajaran terdapat. Nasution (2000) menjelaskan sumber belajar dapat berasal dari masyarakat dan kebudayaannya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan peserta didik.

Baca juga beragam TIPS belajar, pembelajaran, dan dunia keseharian.

Pemanfaatan sumber-sumber belajar tersebut tergantung pada kreatifitas guru, waktu, biaya serta kebijakan-kebijakan lainnya.

Sumber belajar tidak hanya terbatas pada bahan dan alat yang digunakan dalam proses pembelajaran, melainkan juga tenaga, biaya, dan fasilitas.

Asosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan, mengungkapkan bahwa sumber belajar meliputi semua sumber (baik data, orang atau benda) yang dapat digunakan untuk memberi kemudahan belajar. Sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sumber belajar yang direncanakan dan sumber belajar karena dimanfaatkan.

Sumber belajar yang direncanakan adalah semua sumber belajar yang secara khusus telah dikembangkan sebagai komponen sistem pembelajaran, untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.

Sedangkan sumber belajar karena dimanfaatkan adalah sumber-sumber yang tidak secara khusus didesain untuk keperluan pembelajaran, namun dapat ditemukan, diaplikasikan, dan digunakan untuk keperluan belajar.

Baca juga beragam artikel yang akan memberimu banyak motivasi di rubrik SOSOK

G. Evaluasi

Wand dan Brown (dalam Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, 2007), menjelaskan bahwa evaluasi adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.

Rumusan yang bersifat operasional dikemukakan Roestyah (1989) bahwa evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya mengenai kapabilitas peserta didik guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar peserta didik guna mendorong atau mengembangkan kemampuan belajar.

Evaluasi merupakan aspek yang penting, yang berguna untuk mengukur dan menilai seberapa jauh tujuan pembelajaran telah tercapai atau sampai mana kemajuan belajar peserta didik, dan bagaimana tingkat keberhasilannya.

Apakah tujuan yang telah dirumuskan dapat dicapai atau tidak? Apakah materi yang telah diberikan dapat dikuasai atau tidak? Apakah penggunaan metode dan media pembelajaran sudah tepat atau tidak?

Baca juga beragam artikel tentang IDEOLOGI-IDEOLOGI BESAR DI DUNIA

*Disarikan dari Sutikno, Sobry. 2019. Metode & Model-Model Pembelajaran: Menjadikan Proses Pembelajaran Lebih Variatif, Aktif, Inovatif, Efektif, dan Menyenangkan. Lombok: Holistic

Ruang Literasi dan Edukasi

Post a Comment

© Untaian Abjad. All rights reserved. Developed by Jago Desain