Ideologi liberalisme muncul sebagai reaksi atas sistem
monarki absolut yang saat itu berkembang
di Eropa. Masyarakat hidup tertindas dalam kekuasaan kaum bangsawan dan gereja.
Cita-cita liberalisme adalah adanya kemerdekaan Individu.
Sebagaimana dikatakan J.J. Rousseau dalam bukunya Du Contrat Social bahwa manusia itu
dilahirkan bebas. Oleh karena itu, setiap penindasan atas individu harus
ditentang dan dihilangkan. Tuntutan liberalisme terhadap kaum bangsawan antara
lain adanya kemerdekaan individu.
Liberalisme dalam bidang politik yakni sebagai berikut.
Demokrasi
Pandangan kaum liberal menyatakan bahwa masyarakat atau negara itu terbentuk dari individu-individu. Oleh karena itu, setiap individu mempunyai hak untuk menentukan segaola hal yang ada dalam masyarakat dan negara. Dengan kata lain, kedaulatan di tangan individu atau rakyat.
baca juga artikel tentang Ideologi-Ideologi Besar di Dunia
Inilah yang kemudian menjadi dasar munculnya demokrasi.
Paham ini menghendaki adanya undang-undang dasar, pemilihan umum, kemerdekaan
pers, kemerdekaan berbicara, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, dan kemerdekaan
beragama.
Liberalisme dalam kehidupan politik melahirkan pengertian
tentang negara demokrasi. Para penganut ajaran liberalisme menginginkan adanya
pembatasan kekuasaan negara. Monarki absolut yang berlangsung saat ini dianggap
tidak relevan. Oleh karena itu, liberalisme berkaitan dengan demokrasi.
Demokrasi yang hendak dikembangkan oleh kelompok
liberalis adalah demokrasi liberal. Sebagaimana dikatakan John Struart Mill,
tujuan utama politik yaitu mendorok setiap anggota masyarakat untuk bertanggung
jawab dan menjadi dewasa.
Baca juga ragam artikel SEJARAH biar tidak melupakan Jas Merah.
Tujuan tersebut dapat terpenuhi apabila setiap anggota
masyarakat terlibat secara aktif dalam pembuatan keputusan yang menyangkut
hidup mereka. Demokrasi jauh lebih baik daripada keputusan seorang raja,
meskipun keputusan seorang raja itu atas nama rakyat.
Dalam demokrasim rakyat lebih leluasa untuk membuat
sendiri keputusan bagi diri mereka, terlepas dari baik buruknya keputusan
tersebut.
Dibandingkan dengan sistem monarki, pemerintahan yang
bersendikan demokrasi jelas akan jauh lebih baik. Setiap angggota masyarakat
memiliki kebebasan untuk mengaktualisasikan dan mengembangkan dirinya. Dalam
demokrasi, peran pemerintah sangat dibatasi.
Pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara
terbatas sehingga rakyat dapat belajar membuat keputusan untuk diri sendiri.
Selain itu, kekuasaan yang melekat pada perseorangan sangat dibatasi oleh
peraturan dan norma. Dengan demikian, praktik penyalahgunaan kekuasaan dalam
pemerintahan dapat dicegah sedini mungkin.
Baca juga CERPEN dan PUISI untuk menghibur dan memotivasi jiwa dan pikiranmu setelah seharian lelah beraktivitas, bekerja, atau belajar.
Nasionalisme
Liberalisme mengutamakan kemerdekaan individu, sedangkan
negara meliputi individu-individu. Oleh karena itu, negara pun harus merdeka
dari penindasan atau penjajahan negara lain. Setiap negara berhak menentukan
nasibnya sendiri.
Hal tersebut berarti liberalisme juga mendorong munculnya
nasionalisme. Warga negara yang memiliki dan menjunjung tinggi kebebasan dan
kemerdekaan akan meningkatkan kecintaan pada tanah airnya. Tidak aneh apabila
ada ungkapan Right or Wrong is My
Country.
Namun, pandangan tersebut bertentangan dengan kondisi
riil di negara-negara jajahan Barat. Dalam hubungannya dengan perkembangan
nasionalisme di Asia dan Afrika, liberalisme memberikan gambaran kontradiktif.
Di satu sisi, para pemikirnya mendengungkan kebebasan,
tetapi mereka sama sekali tidak memberi kebebasan pada bangsa yang dijajah
daerah jajahan.
Baca juga beragam artikel Sudut Pandang dari berbagai tokoh berpengaruh, akademisi, dan para pemikir atau ahli
*Disarikan dari
sumber-sumber literatur yang kredibel dan dari Buku Paradigma Baru Filsafat
Pancasila dan Kewarganegaraan (2009) karya
Drs. Asmoro Achmadi, M.Hum.