Perumusan Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Sukarno
dan Hatta menyempatkan pulang ke rumah masing-masing sebelum berangkat kembali
ke rumah Laksamana Maeda. Sementara itu, Hatta meminta Subarjo untuk
menghubungi anggota PPKI yang telah berkumpul di Jakarta untuk datang ke rumah
Maeda pada tengah malam untuk melakukan persiapan proklamasi.
Setelah
sampai di rumah Maeda, Sukarno dan Hatta berusaha menemui Mayor Jenderal
Nishimura untuk menyampaikan rencana proklamasi kemerdekaan. Namun, Nishimura
tidak dapat memberikan jawaban yang memuaskan.
Jepang
telah menyerah dan diperintahkan untuk menjaga status quo sehingga tidak dapat
merealisasikan janji kemerdekaannya kepada Indonesia (Pranoto, 2000).
Baca juga kumpulan Materi Sejarah Kelas XI
Meskipun
demikian, Nishimura terkesan membiarkan saja para pemimpin Indonesia
melanjutkan rencana proklamasi kemerdekaan tanpa dukungan resmi dari pihak
Jepang.
Sukarno
dan Hatta kembali ke kediaman Maeda dengan perasaan kecewa.
Pada
akhirnya proklamasi kemerdekaan Indonesia memang harus tetap dilakukan,
terlepas dari ada atau tidak adanya dukungan resmi dari pihak Jepang.
Pada
saat itu di kediaman Maeda telah berkumpul anggota PPKI, para pemuda dan
anggota Chuo Sangiin (Dewan Pertimbangan Pusat).
Meskipun
demikian, tidak semua orang yang hadir terlibat dalam perumusan draf awal
naskah proklamasi kemerdekaan. Hanya ada lima orang yang terlibat, yaitu
Sukarno, Hatta, Ahmad Subarjo, Sukarni, dan Sayuti Melik (Zuhdi, 2012).
Baca juga ragam artikel SEJARAH biar engkau menjaga pesan Soekarno "Jas Merah"
Setelah
naskah awal tersebut berhasil disusun, Sukarno membacakan hasilnya kepada semua
yang hadir. Sebagian besar hadirin setuju dengan rumusan itu, tetapi golongan
muda menganggap teks tersebut masih kurang tegas.
Sukarni
mengusulkan agar kalimat kedua diganti dengan “Semua aparat pemerintahan yang
ada harus direbut oleh rakyat dari orang-orang asing yang masih mendudukinya”
(Malik, 1970).
Namun,
setelah melakukan musyawarah dan mempertimbangkan berbagai hal, maka usulan
pemuda tersebut tidak jadi digunakan. Setelah dicapai konsensus tentang naskah
proklamasi, Hatta menyarankan agar semua yang hadir menandatangani naskah yang
bersejarah itu.
Baca juga ragam artikel KEBAHASAAN biar diksimu makin banyak dan kemampuan bahasamu makin jago.
Namun,
atas usulan dari golongan pemuda, naskah itu ditandatangani oleh Sukarno dan
Hatta sebagai wakil dari bangsa Indonesia.
*Disarikan dari sumber-sumber literatur yang
kredibel.
Post a Comment