Munculnya Organisasi Pergerakan Nasional: sebuah Petanda Lahirnya Embrio Kebangsaan dan Nasionalisme Indonesia

Munculnya Organisasi Pergerakan Nasional: sebuah Petanda Lahirnya Embrio Kebangsaan dan Nasionalisme Indonesia

Fenomena pergerakan kebangsaan dan nasionalisme yang berkembang sejak awal abad ke-20 bukan sesuatu yang muncul begitu saja. Embrionya sudah terbentuk di masa lalu.

Terlepas dari berbagai konflik yang meliputi pasang surutnya kejayaan kerajaan Sriwijaya dan Majapahit, sejarah pernah mencatat bahwa ada beberapa kerajaan di Indonesia yang dapat menyatukan hampir seluruh wilayah Indonesia saat ini. Hal ini penting bagi terbentuknya semangat pergerakan nasional (Iskandar, 2007).

Baca juga kumpulan Materi Sejarah Kelas XI

Selain kebanggaan pada kejayaan masa lalu, terdapat faktor lain yang ikut memengaruhi munculnya kesadaran kebangsaan atau nasionalisme, yakni:

  1. Agama Islam sebagai agama mayoritas. Islam bukan sekadar ikatan religi biasa melainkan sudah lama menjadi simbol perlawanan terhadap kekuasaan asing khususnya bangsa Barat.
  2. Penjajahan/kolonialisme oleh Belanda.
  3. Pendidikan Barat telah melahirkan elite politik baru yang memiliki kesadaran bahwa mereka sebenarnya dijajah oleh Belanda.
  4. Volksraad, lembaga perwakilan rakyat Hindia Belanda yang didirikan pada tahun 1918, mempertemukan elite-elite bumi putera dari berbagai daerah dan suku bangsa yang telah menumbuhkan perasaan senasib dan sepenanggungan di kalangan kaum bumi putera sekaligus kesadaran bahwa pada dasarnya mereka sama.

Baca juga beragam artikel Sejarah di Indonesia

Selain faktor di atas, tahap selanjutnya yakni terbentuk organisasi-organisasi kebangsaan sebagai penanda bangkitnya kesadaran bangsa Indonesia.

Organisasi Pergerakan Nasional

Sejarah Indonesia memiliki kisah dan perjalanan panjangnya sendiri. Untuk menjadi bangsa yang besar seperti sekarang, bangsa ini dibangun oleh orang-orang hebat yang berjuang demi kemerdekaan Indonesia.

Awal abad ke-20 menjadi titik awal dari kemunculan organisasi politik di Indonesia. Baik yang bersifat kepemudaan, organisasi keagamaan, organisasi kedaerahan, organisasi gerakan profesi, organisasi sosial, maupun organisasi politik.

Posisi organisasi politik kebangsaan adalah garda terdepan dari organisasi yang memperjuangkan kepentingan kemerdekaan bangsa Indonesia. 

Baca juga beragam CERPEN atau PUISI untuk menghibur dan memotivasi jiwa serta pikiranmu setelah seharian beraktivitas, bekerja, dan belajar.

Banyak organisasi politik kebangsaan yang berdiri sejak politik etis diberlakukan di Hindia Belanda, antara lain Boedi Oetomo, Sarekat Islam, Indische Partij, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Gerakan Pemuda, Partai Komunis Indonesia, Taman Siswa, Partai Nasional Indonesia, Istri Sedar, Gerakan wanita, Perhimpunan Indonesia, Parindra, MIAI (Majelis Islam A’la Indonesia, dan GAPI (Gabungan Partai Indonesia) dan lain-lain.

Dari banyaknya organisasi tersebut, penting untuk mengulas beberapa organisasi masa dalam pergerakan nasional Indonesia sebagai berikut:

Boedi Oetomo (BO)

Organisasi yang lahir pada 20 Mei 1908 ini didirikan oleh para pelajar STOVIA di bawah pimpinan R. Soetomo. Organisasi yang berawal dari gagasan dr. Wahidin Soedirohusodo ini menjadi tonggak awal kebangkitan Indonesia. 

Wahidin mengunjungi sekolah lamanya STOVIA pada 1907 dan di depan para mahasiswa sekolah kedokteran tersebut ia menyerukan agar mereka membentuk organisasi untuk mengangkat derajat bangsa.

Baca juga artikel KEBAHASAAN agar dalam menulis dan berbicara makin jago.

Soetomo tertarik dengan ide tersebut yang kemudian bersama sejumlah pemuda lain mendirikan Boedi Oetomo di Batavia pada 20 Mei 1908. BO menjadi organisasi pemuda pribumi pertama yang berjalan baik di Indonesia.

Salah satu program utama organisasi ini adalah kemajuan yang harmonis bagi Nusa Jawa dan Madura. Organisasi ini berakhir pada tahun 1935 ketika bergabung dengan Parindra.

Boedi Oetomo menjadi tonggak baru kebangkitan Indonesia dan hari lahirnya ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional Indonesia yang diperingati setahun sekali.

Baca juga artikel SOSOK dan PSIKOLOGI yang akan menghadirkan banyak inspirasi dan motivasi dalam melakoni hidupmu.

Sarekat Islam (SI)

Rekso Roemekso merupakan organisasi didirikan oleh Haji Samanhudi di Solo pada 16 Oktober 1905. Organisasi ini kemudian berganti nama menjadi Sarekat Dagang Islam (SDI).

Tujuan didirikannya SDI adalah untuk menggalang kerja sama antara pedagang Islam demi memajukan kesejahteraan pedagang Islam bumi putera. 

Untuk mengembangkan organisasinya, Samanhudi menggandeng Haji Omar Said Tjokroaminoto yang kemudian diubah namanya menjadi Sarekat Islam (SI) dengan alasan agar organisasi ini tidak terfokus pada pedagang. 

Baca juga beragam artikel Sudut Pandang dari berbagai tokoh berpengaruh, akademisi, dan para pemikir atau ahli.

SI bercita-cita untuk menentang ketidakadilan terhadap rakyat bumiputera dengan ciri kerohanian yang tetap demokratis dan militan. Oleh karena itu, SI disebut sebagai “gerakan nasionalis-demokratis-ekonomis”. 

Di bawah kepemimpinan H.O.S Tjokroaminoto, SI memiliki banyak cabang dan anggota yang sangat banyak hingga membuat pemerintah kolonial Belanda khawatir dan terancam atas perkembangan SI sehingga membuat kebijakankebijakan yang membatasi kegiatan-kegiatannya.

Indische Partij (IP)

Indische Partij adalah wadah perjuangan pertama yang berwujud partai politik berideologi nasionalisme yang berdiri pada 25 Desember 1912 di Bandung.

Walaupun namanya menggunakan bahasa Belanda, organisasi ini adalah partai yang keanggotaannya terbuka untuk semua orang di Hindia Belanda dengan program perjuangan mengusung nasionalisme Hindia.

Baca juga: Jalur Rempah, Interkoneksi, dan Keberadaan Bangsa Asing di Nusantara

Tokoh utama IP adalah Douwes Dekker (Danudirja Setiabudi), Tjipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat. Douwes Dekker seorang Indo, adalah penentang kebijakan diskriminasi rasial dalam masyarakat kolonial. Kritik terhadap kehidupan kolonial telah dilayangkan sejak awal abad ke-20 oleh Tjipto Mangunkusumo. 

Menurutnya masyarakat Jawa sulit mengalami kemajuan karena dikekang oleh feodalisme, kehidupan masyarakat Hindia Belanda mengalami eksploitasi yang berlebihan, dan kemiskinan menjadi realita sehari-hari.

Awalnya ia adalah tokoh Boedi Oetomo, namun ia memilih keluar karena menganggap BO semakin konservatif. Kemudian ia bertemu Douwes Dekker yang sepemikiran hingga bersama-sama mendirikan Indische Partij bersama Suwardi Suryaningrat.

Baca juga ragam artikel tentang BUDAYA agar makin cinta kepada ibu pertiwi

Ideologi IP adalah nasionalisme dengan tujuan mencapai kemerdekaan tanah air Hindia dari pemerintah kolonial. Bagi mereka tanah Hindia adalah rumah bagi semua kelompok yang ada seperti bumiputera, Indo, Tionghoa, dan sebagainya.

Nama IP semakin dikenal ketika terlibat dalam Komite Bumiputera yang menentang diadakannya perayaan 100 tahun kemerdekaan Belanda atas Prancis pada tahun 1913. Tujuan dibentuknya Komite Bumiputera adalah memperjuangkan kebebasan berpendapat serta adanya majelis permusyawaratan yang menyuarakan kepentingan rakyat Hindia.

*Disarikan dari sumber-sumber literatur yang kredibel.

Ruang Literasi dan Edukasi

Post a Comment

© Untaian Abjad. All rights reserved. Developed by Jago Desain