Dahlan Iskan. Hampir semua rakyat Indonesia pasti
mengenal sosok satu ini. Sosok yang bisa dikatakan sangat gila kerja. Berkat
kegilaannya tersebut, Dahlan kini memiliki media di seluruh Indonesia, di bawah
Jawa Post Group. Beliau juga sosok menteri yang fenomenal karena
gebragan-gebragan yang dibuatnya ketika menduduki kementerian BUMN periode
2011-2014.
Namun, siapa sangka pria kelahiran Magetan, Jawa Timur
yang sekarang begitu akrab ditelinga masyarakat ini lahir dan tumbuh dari
keluarga sangat sederhana di sebuah pedesaan. Dahlan merupakan putra dari
pasangan Mohammad Iskan dan Lisnah. Beliau anak ketiga dari empat bersaudara.
Kakak pertamanya bernama Khosyatun, kakak keduanya bernama Sofwati, sedangkan
adik bungsunya bernama Zainudin.
Kehidupan keluarga Dahlan bisa dikatakan sangat susah.
Orangtua beliau bahkan sampai tidak mengingat kapan persisnya Dahlan lahir.
Bukan karena mereka pikun atau tidak mencatat waktu kelahirannya. Namun, karena
almari tempat menyimpan data keluarga akhirnya harus dijual demi bertahan
hidup.
Kalau hidupmu kurang motivasi, mudah lelah dan mletre, sila carger dengan baca kisah dari para SOSOK yang keren.
Tulisan otentik tanggal lahir Dahlan yang ditulis di satu sisi almari itu lenyap bersama beberapa rupiah yang didapatkannya. Dahlan akhirnya memilih tanggal dan bulan kelahirannya sendiri. 17 Agustus dipilihnya sebagai awal kehidupan di dunia ini. Alasannya yakni waktu itu bertepatan dengan hari kemerdekaan Indonesia dan agar lebih mudah diingat.
Dahlan pun nampaknya memang terlahir menjadi manusia
tangguh. Berbagai keterbatasan hidup
tidak menjadikan dirinya mudah putus asa. Beliau selalu merubah keterbatasan
hidup menjadi motivasi hidup. Dalam menjalani kehidupan yang begitu keras ini,
beliau selalu menikmatinya penuh rasa syukur dan menjalaninya dengan sebaik
mungkin.
Baca juga beragam artikel Sudut Pandang dari berbagai tokoh berpengaruh, akademisi, dan para pemikir atau ahli.
Ketika Dahlan dan keluarganya kelaparan karena tidak ada
yang bisa dimakan, Dahlan tidak pernah meminta-minta belas kasihan. Beliau
lebih memilih untuk melilitkan sarung diperutnya agar tidak terlalu merasa
lapar. Dengan keadaan yang seperti itu justru beliau makin semangat berjuang,
rajin bekerja, dan berusaha. Keluh-kesah selalu dihindarinya. Sebab,
keluh-kesah hanya akan menjadikan hidupnya tidak bersemangat dan putus asa.
Jiwa Dahlan yang terbentuk seperti itu tak lain karena
beliau selalu meyakini akan prinsip hidup yang diajarkan oleh orangtuanya. Dan
tentunya, karena buah didikan ayahnya agar Dahlan tak pernah lupa memohon
petunjuk jalan terbaik kepada sang Pencipta.
"Kemiskinan yang dijalani dengan tepat akan mematangkan jiwa," tutur ayah Dahlan Iskan.
Alhasil, dengan prinsip hidup yang beliau hidupi dalam jiwanya, kini Dahlan merasakan buah yang manis dari perjalanan pahitnya hidup. Bahkan, beliau kini menjadi banyak inspirasi generasi muda di bangsa ini dan bangsa lain yang ingin berjuang mengharumkan nama bangsanya.
Sepertihalnya kisah
inspirasi perjalanan Jendral Soedirman yang berjuang keras mempertahankan
bangsanya pun patut kita renungkan sebagai motivasi agar menjadi generasi muda
yang bermanfaat.
Dahlan Kecil
Semenjak Dahlan kecil, keterbatasan dan kesederhanaan
sudah menjadi sahabat hidupnya. Tak heran jika sampai hari ini Dahlan masih
berpenampilan sangat sederhana. Sepatu kets pun sepertinya susah berpisah dari
dirinya. Meski kala itu sudah menjabat menteri, Dahlan tetap setia dengan
sepatu kets-nya dan gaya bicara yang tetap ceplas-ceplos.
Kesederhanaan beliau mungkin sebagai wahana untuk mengenang masa silam agar tidak melalaikan muasalnya. Tentu juga sebagai wahana mengingat akan mimpinya sewaktu kecil, yakni ingin memiliki sepatu seperti rekan-rekan yang lain.
Baca juga beragam CERPEN untuk menghibur dan memotivasi jiwa serta pikiranmu setelah seharian beraktivitas, bekerja, dan belajar.
Hari ini mungkin akan menjadi hal yang dianggap konyol,
aneh, atau apalah ketika ada orang bermimpi ingin memiliki sepatu. Namun, hal
itulah yang diimpikan Dahlan semasa kecil.
Orang miskin bukanlah orang yang tidak punya harta. Orang miskin adalah orang yang tak punya impian.
- Dahlan Iskan -
Dahlan kecil pun hanya memiliki satu buah baju, satu buah
celana, dan satu buah sarung. Sarung inilah benda ajaib yang menjadi barang
kesayangan Dahlan. Bisa dikatakan sarungnya menjadi penolong perjalanan
hidupnya.
Di tangan Dahlan, sarung bisa menjadi apa saja. Ketika
Dahlan sedang mencuci baju, sarungnya akan dijadikan kemul pada badan atasnya
-baju pengganti-. Ketika sedang mencuci celana, sarung bisa dijadikan pakaian
bawahan. Ketika sedang mencari sisa-sisa panen kedelai di sawah orang kaya,
sarung itu bisa berubah menjadi karung.
Selain itu, ketika mau salat, sarung itu menjadi benda yang penting untuk menghadap Tuhan. Ketika Dahlan kedinginan, sarung itu menjadi selimut yang menghangatkan tubuhnya. Jikalau sarung itu robek, sarung itu belum pensiun sebab masih bisa ditambal di penjahit. Ketika di penjahit robek lagi, tetap masih bisa ditambal. Ketika sudah ditambal dan robek lagi, sarung itu bisa disobek dan dijadikan sarung bantal. Sedangkan serpihan kecilnya masih bias dijadikan popok.
Baca juga beragam TIPS biar hidupmu ngga gitu-gitu aja.
Begitulah ajaibnya sarung Dahlan Iskan. Namun, ia lebih
sering menjadikan sarungnya sebagai pengganjal perut yang Andal. Bagaimana
dengan sarungmu, apakah seajaib sarung Dahlan Iskan?
Jika semua yang kita kehendaki terus kita miliki, darimana kita akan belajar ikhlas? Jika semua yang kita impikan segera terwujud, darimana kita akan belajar sabar? Jika setiap doa kita dikabulkan, darimana kita belajar ikhtiar?
- Dahlan Iskan -
Semasa Sekolah dan Awal Perjalanan Kariernya
Dahlan nampaknya memang terlahir menjadi manusia pejuang
yang tak kenal menyerah. Menjadi sosok inspirasi banyak orang agar tidak mudah
lelah dalam menapaki kehidupan dan mewujudkan mimpi-mimpi yang singgah di
kepala.
Semasa sekolah, Dahlan dan saudaranya harus menempuh jarak
puluhan kilometer. Jarak yang jauh tersebut selalu menggores kenangan dengan
luka di kakinya. Hal itu dikarenakan Dahlan pergi ke sekolah tanpa menggunakan
sepatu atau alas kaki.
Kejadian yang selalu dialami itulah yang menyalakan tekad
agar suatu saat bisa membeli sepatu baru. Namun, karena kehidupan mereka yang
begitu pas-pasan, memiliki sepatu baru bukanlah hal mudah. Butuh perjuangan
yang begitu keras untuk mendapatkannya.
Baca juga ragam artikel BUDAYA agar makin cinta dengan ibu pertiwi.
Meski hidupnya dalam keterbatasan, Dahlan selalu merasa sangat beruntung terlahir di keluarga tersebut. Orangtua Dahlan merupakan sosok orangtua yang sangat harmoni. Dalam kehidupan sehari-hari hampir tak pernah ada pertengkaran.
Dahlan menuturkan, di dalam keluarganya pertengkaran hanya
terjadi sekali yang bersumber dari hal sederhana dan karena ketidaktahuan. Atau
lebih kerennya bisa disebut dengan disharmoni komunikasi hehehe...
Namun, seiring berjalannya waktu, keharmonisan itu
menjadi sebuah kenangan. Suatu hari ibu Dahlan terserang suatu penyakit yang
menyebabkan bagian perutnya membesar. Dikarenakan tinggal di desa dan tidak
memiliki biaya berobat, akhirnya ibunya meninggalkan Dahlan dan keluarganya.
Beliau menghembuskan nafas terakhirnya di tengah kehidupan yang sangat
sederhana.
Ketika beranjak dewasa, Dahlan baru mengetahui jika
penyakit yang diderita ibunya merupakan kista yang sebenarnya bisa disembuhkan
dengan bedah/operasi kecil. Dahlan pun akhirnya bertekad bagaimana caranya agar
menjadi orang yang memiliki pengetahuan. Tak lain, agar kejadian semacam itu
tidak terjadi lagi dalam keluarganya atau dalam kehidupan di luar sana.
Selain menjadi sosok yang sangat patuh dan memiliki
semangat belajar yang luar biasa, Dahlan juga sosok yang rajin bekerja untuk
meringankan beban orangtuanya. Dahlan terkadang menjadi penyabit rumput,
penggembala kambing, dan pekerjaan lainnya.
Meski sedari kecil beliau sudah hidup dalam dunia kerja,
namun waktu bermain layaknya anak-anak pada umumnya masih bisa dinikmatinya.
Dahlan pun tetap menjadi anak kecil yang ceria, penuh tawa, dan tentu juga
sedikit nakal.
Tetap
sabar, semangat, dan tersenyum. Karena kamu sedang menimba ilmu di Universitas
Kehidupan. Allah menaruhmu di tempatmu yang sekarang bukan karena kebetulan.
-Dahlan Iskan-
Seusai dari madrasah -yang juga disebut Sekolah Rakyat-, lalu Dahlan melanjutkan pendidikannya hingga bangku universitas, tepatnya di IAIN Sunan Ampel fakultas hukum. Semasa mahasiswa Dahlan sangat aktif dalam kegiatan kemahasiswaan, seperti Pelajar Islam Indonesia, menulis majalah dan koran mahasiswa daripada mengikuti kegiatan perkuliahan di kelas.
Dikarenakan terlalu asyik dengan dunia aktivisnya, Dahlan pun tidak meneruskan kuliahnya dan terpaksa berhenti atau drop out pada semester IV.
Adanya kejadian tersebut, Dahlan berpindah ke Samarinda, Kalimantan Timur. Di sana beliau menumpang di rumah Khosyatun, kakak tertuanya. Beliau menjalani kehidupan di sana sebagai reporter sebuah surat kabar lokal. Beliau menekuni profesi tersebut sampai 1975.
Satu tahun kemudian, Dahlan beralih profesi menjadi
seorang wartawan majalah Tempo. Seiring berjalannya waktu, kariernya makin
berkembang dengan baik. Namanya dikenal luas usai berhasil menjadi satu-satunya
wartawan yang berhasil meliput kecelakaan Kapal Tampomas II.
Beliau menulis musibah bersejarah tersebut dan meletakkannya di bagian Headline News Tempo. Respon akan tulisannya pun sangat luar biasa dan banyak pembaca yang menyukai gaya penulisan Dahlan. Berkat liputannya tersebut, karier Dahlan pun mulai melesat.
Dahlan kemudian
dipercayai untuk menjadi sebuah pemimpin surat kabar Jawa Pos yang dimiliki
oleh Eric Samola -direktur utama penerbit majalah Tempo-.
Kala itu, Jawa Pos sedang diambang kebangkrutan karena
kalah bersaing. Pasalnya, pada masa itu
di daerah Surabaya, media masa yang banyak mendominasi yakni Kompas dan
Surabaya Post. Sirkulasi produksi atau jumlah oplah Jawa Pos pun terhitung
sangat sedikit hanya berkisar pada angka 6.800 eksemplar. Jumlah yang habis
diangkut hanya dengan menggunakan beberapa buah becak.
Kejadian tersebut pun membuat Dahlan tidak bisa tinggal diam dan menikmati keterpurukan perusahaannya. Dahlan mulai melakukan pembaruan-pembaruan pada surat kabar Jawa Pos. Perubahan pun mulai bisa dirasakan usai lima tahun perjalanan kepemimpinannya.
Pada akhirnya Jawa Pos
mampu mencetak jumlah oplah yang sangat spektakuler hingga mencapai 126.000
eksemplar. Omset tahunan pun naik 20 kali lipat hingga menyentuh angka 10,6
miliar.
Dahlan Iskan; Sosok Sederhana dan Inspirasi Generasi Muda
Pada lima tahun kedua (1987-1992), Jawa Pos mulai memantapkan pasarnya. Dahlan berupaya memperbaiki citra di mana Jawa Pos yang dulunya dibeli oleh kalangan menengah bawah agar mampu bersaing dengan Kompas di kalangan menengah atas.
Dahlan mengampanyekan Jawa Pos sebagai koran
nasional yang terbit dari Surabaya, dan menempatkan tenaga khusus di luar
negeri. Alhasil, berkat perjuangannya, oplah Jawa Pos mencapai 300.000
eksemplar per hari dengan omset 38,6 miliar.
Orang hebat tidak dihasilkan dari kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan. Mereka dibentuk dari kesulitan, tantangan, dan air mata.
-Dahlan Iskan-
Pada 1993, Dahlan memutuskan mundur dari Jawa pos agar terjadi regenerasi kepemimpinan. Harapannya dengan adanya regenerasi dapat membawa nuansa dan prestasi baru bagi Jawa Pos.
Alasan lain kemundurannya yakni
beliau ingin lebih fokus pada Jawa Pos News Network yang sedang dirintisnya.
Sebuah pilihan yang sangat visioner untuk menyambut perubahan teknologi
informasi dan masa depan umat manusia.
Dahlan kemudian mendirikan Graha Pena pada 1997. Graha
Pena yang merupakan pelopor gedung pencakar langit di kota Surabaya. Lima tahun
kemudian beliau berhasil mendirikan perkantoran serupa di Jakarta. Passion-nya
dibidang jurnalistik mengantarkan Dahlan untuk mengembangkan Jawa Pos News
Network (JPNN).
Saat ini JPNN menjadi salah satu jaringan surat kabar
terbesar di Indonesia. JPNN memiliki 200 surat kabar, tabloid, majalah,
televisi lokal, Pabrik kertas, jaringan berita serta manajemen belasan gedung
perkantoran. Dahlan pun mulai mengembangkan bisnis dibidang telekomunikasi dengan
menjadi komisaris sebuah perusahaan pembangunan sambungan komunikasi kabel laut
yang bernama PT. Fangbian Iskan Corporindo.
Singkat cerita, karena kecerdasan, tanggung jawab,
ceplas-ceplosnya demi kebaikan, dan jiwa kerjanya yang laur biasa pun pemikiran
visionernya, akhirnya Dahlan menjadi Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara
(PLN) menggantikan Fachmi Mochtar. Kinerja Dahlan sebagai birokrat yang pandai
mengamati permasalahan lapangan dan menemukan solusi-solusi terbaik pun
akhirnya membawa perubahan positif bagi kinerja PLN.
Beliau seringkali memuat gebrakan-gebrakan revolusioner,
seperti mengganti sumber listrik primer dan menyediakan trafo-trafo cadangan
untuk proses distribusi listrik. Dedikasinya pada PLN akhirnya membuat Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono menugaskannya untuk menempati jabatan menteri BUMN
pada akhir kabinet Indonesia Bersatu jilid II. Pada saat itulah perjalanan
politik seorang Dahlan Iskan dimulai perjalanannya.
Tidak ada rumus kecuali Anda harus berhasil. Harus Sukses. Kalau kita gagal, kita siap bangkit lagi. Kalau kita patah, kita akan bangkit lagi. Dan ketika usahamu dinilai tidak penting. Maka saat itu kamu sedang belajar tentang keikhlasan.
- Dahlan Iskan -