Teori Sosiologi Pasca Comte: Mazhab Geografi dan Lingkungan

Masyarakat hanya mungkin timbul dan berkembang apabila ada tempat untuk berpijak dan hidup.


Ajaran-ajaran atau teori yang masuk dalam mazhab ini telah lama berkembang. Dengan kata lain, jarang sekali terjadi bahwa para ahli pemikir menguraikan masyarakat manusia terlepas dari tanah atau lingkungan di mana masyarakat tadi berada. 

Masyarakat hanya mungkin timbul dan berkembang apabila ada tempat untuk berpijak dan hidup. Teori-teori tersebut sangat logis dan sederhana karena dapat mencakup sejarah perkembangan masyarakat-masyarakat tersebut.

Baca juga : Sosiologi Auguste Comte (1798-1853)

Di antara sekian banyaknya teori-teori yang dapat digolongkan ke dalam mazhab ini, dipilihkan ajaran-ajaran dari Edward Buckle dari Inggris (1821-1862) dan Le Play dari Prancis (1806-1888). Di dalam hasil karyanya yang berjudul History of Civilization in England (yang tidak selesai) Buckle meneruskan ajaran-ajaran sebelumnya tentang pengaruh keadaan alam terhadap masyarakat.

Dalam analisisnya, Buckle telah menemukan beberapa keteraturan hubungan antara keadaan alam dengan tingkah laku manusia. Misalnya, terjadinya bunuh diri sebagai akibat rendahnya penghasilan dan tinggi-rendahnya penghasilan tergantung dari keadaan alam (terutama iklim dan tanah). 

Taraf kemakmuran suatu masyarakat juga sangat tergantung pada keadaan alam di mana masyarakat hidup.

Baca juga: Sosiologi: Perhatian terhadap Masyarakat Sebelum Auguste Comte

Le Play mempunyai kesimpulan-kesimpulan yang sama dengan Buckle, walaupun cara analisisnya agak berbeda. Sebagai seorang insinyur pertambangan, dirinya berkesempatan untuk melakukan perjalanan ke berbagai pelosok Eropa dan mempelajari kehidupan berkelompok manusia demi untuk mempertahankan hidupnya.

Dirinya mulai menganalisis keluarga sebagai unit sosial yang fundamental dari masyarakat. Organisasi keluarga ditentukan oleh cara-cara mempertahankan kehidupannya, yaitu cara mereka bermatapencaharian. Hal itu sangat tergantung pada lingkungan, timbal-balik antara faktor-faktor tempat, pekerjaan, dan manusia (masyarakat).

Baca juga: Suatu Pengantar: Mengenal Sosiologi Lebih Dekat

Atas dasar faktor-faktor tersebut, maka diketemukan unsur-unsur yang menjadi dasar adanya kelompok-kelompok yang lebih besar, yang memerlukan analisis terhadap semua lembaga-lembaga politik dan sosial suatu masyarakat.

Pengikut-pengikut Le Play mengembangkan teori tersebut. Hal ini dilakukan dengan jalan mencoba mengumpulkan faktor-faktor yang memengaruhi kehidupan sosial. Faktor-faktor itu disusun secara logis dan sistematis. Hal tersebut bertitik tolak pada asumsi bahwa tipe organisasi sosial ditentukan oleh faktor tempat, maka timbul teori bahwa keluarga-keluarga patrilineal timbul di daerah-daerah stepa.

Keluarga-keluarga demikian memiliki sifat otoriter, tidak demokratis, dan konservatif. Tipe-tipe keluarga tersebut berkembang menjadi particularist type of family, yang mata pencahariannya bercocok tanam dan menangkap ikan atau nelayan.

Baca juga: Hakekat, Fungsi, dan Peran Sosiologi

Pada tipe keluarga semacam inilah tumbuh akar-akar demokrasi dan kebebasan. Bahkan pada awal abad ke-20, muncul suatu karya dari E. Huntington (1915) yang berjudul Civilization and Climate. Di dalam buku tersebut diuraikan bahwa mentalitas manusia ditentukan oleh faktor iklim.

Pentingnya mazhab ini adalah bahwa ajaran-ajaran atau teori-teori menghubungkan faktor keadaan alam dengan faktor struktur serta organisasi sosial. Ajaran dan teorinya mengungkapkan adanya korelasi antara tempat tinggal dengan adanya aneka ragam karakteristik kehidupan sosial suatu masyarakat. 

Untuk menemukan lebih banyak artikel sosiologi Anda bisa menelusuri Kumpulan Artikel tentang Sosiologi

Reverensi Utama:
Soerjono Soekanto. 2014. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers
Ruang Literasi dan Edukasi

Post a Comment

© Untaian Abjad. All rights reserved. Developed by Jago Desain