Model Perilaku Politik

Model Perilaku Politik. Dalam melakukan kajian terhadap perilaku politik, dapat dipilih tiga kemungkinan unit analisis.

 

Dalam melakukan kajian terhadap perilaku politik, dapat dipilih tiga kemungkinan unit analisis, yakni individu aktor politik, agregasi politik, dan tipologi kepribadian politik. Adapun dalam kategori individu aktor politik meliputi aktor politik (pemimpin), aktivis politik, dan individu warga negara biasa.

Agregasi ialah individu aktor politik cara kolektif, seperti kelompok kepentingan, birokrasi, partai politik, lembaga-lembaga pemerintah, dan bangsa, sedangkan yang dipelajari dalam tipologi politik ialah tipe-tipe kepribadian pemimpin otoriter, machiavelis, dan demokrat. Kajian terhadap perilaku politik sering kali dijelaskan dari sudut psikologi di samping pendekatan struktural fungsional dan struktural konflik. 

Berikut ini diuraikan sebuah model tentang faktor-faktor yang memengaruhi perilaku politik individu aktor politik yang merupakan kombinasi ketiga pendekatan tersebut. Menurut model ini, terdapat empat faktor yang mempengaruhi perilaku politik seorang aktor politik.

Pertama, lingkungan sosial politik tak langsung, seperti sistem politik, sistem ekonomi, sistem budaya, dan media massa.

Kedua, lingkungan sosial politik langsung yang memengaruhi dan membentuk kepribadian aktor, seperti keluarga, agama, sekolah, dan kelompok pergaulan. Dari lingkungan sosial politik langsung seorang aktor mengalami sosialisasi dan internalisasi nilai dan norma masyarakat, termasuk nilai dan norma kehidupan bernegara, dan pengalaman-pengalaman hidup pada umumnya. Lingkungan langsung ini dipengaruhi oleh lingkungan tak langsung.


Ketiga, struktur kepribadian yang tercermin dalam sikap individu.

Dalam memahami struktur kepribadian, perlu dicatat bahwa terdapat tiga basis fungsional sikap, yaitu kepentingan, penyesuaian diri, eksternalisasi, dan pertahanan diri. basis yang pertama merupakan sikap yang menjadi fungsi kepentingan. Artinya, penilaian seseorang terhadap sesuatu objek ditentukan oleh minat dan kebutuhan atas objek tersebut. basis yang kedua merupakan sikap yang menjadi fungsi penyesuaian diri. 

Artinya, penilaian terhadap suatu objek tersebut. Basis yang ketiga merupakan sikap yang menjadi fungsi eksternalisasi diri dan pertahanan diri. Artinya, penilaian seseorang terdapat suatu objek dipengaruhi oleh keinginan untuk mengatasi konflik batin atau tekanan psikis yang mungkin berwujud mekanisme pertahanan diri dan eksternalisasi diri, seperti proyeksi, idealisasi, rasionalisasi, dan identifikasi dengan aggressor.

Keempat, faktor lingkungan sosial politik langsung berupa situasi, yaitu keadaan yang memengaruhi aktor secara langsung ketika hendak melakukan suatu kegiatan, seperti cuaca, keadaan keluarga, keadaan ruang, kehadiran orang lain, suasana kelompok, dan ancaman dengan segala bentuknya.

Aktor lingkungan sosial politik tak langsung memengaruhi lingkungan sosial politik langsung yang berupa sosialisasi, internalisasi, dan politisasi. Selain itu, memengaruhi juga lingkungan sosial politik langsung berupa situasi.

Faktor lingkungan sosial politik langsung berupa sosialisasi, internalisasi, dan politisasi akan mempengaruhi secara langsung salah satu dari kedua faktor yang mencakup struktur kepribadian atau sikapnya terhadap objek kegiatan itu, dan situasi ketika kegiatan itu hendak dilakukan. 

Hubungan kedua faktor ini terhadap perilaku akan bersifat zero sum: apabila faktor sikap yang menonjol, faktor situasi kurang mengedepan, sebaliknya apabila situasi yang mengedepan, faktor sikap kurang menonjol. 

Sumber - Memahami Ilmu Politik Ramlan Surbakti

Ruang Literasi dan Edukasi

Post a Comment

© Untaian Abjad. All rights reserved. Developed by Jago Desain