Materi Meneladani Kehidupan dalam Cerita Pendek

Cerpen sebagai sebuah karya sastra merupakan tiruan dari kenyataan yang telah diolah dengan pemikiran, gagasan, serta imajinasi penulisnya. Oleh karena itu, di dalam sebuah cerpen terkandung nilai-nilai kehidupan yang dapat dipetik sebagai bahan perenungan atau pembelajaran oleh pembaca. Nilai-nilai tersebut dalam cerpen dapat ditemukan secara tersurat maupun tersirat.

Mengidentifikasi Nilai-Nilai Kehidupan dalam Cerpen

Cerita pendek (cerpen) merupakan karangan pendek yang berbentuk prosa. Cerpen menurut fiksinya adalah cerita yang terediri dari 500-5000 kata yang biasanya selesai dibaca dalam waktu 10-30 menit. Bahasa yang digunakan seperti bahasa sehari-hari. Sebuah cerpen mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa dan pengalaman. Oleh karena hanya mengisahkan masalah sederhana dan diceritakan secara singkat, tokoh dalam cerpen tidak sampai mengalami perubahan nasib.

Sebuah cerpen ditulis oleh seorang pengarah sehingga cerpen tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari. Cerita dalam cerpen mengandung sebuah nilai-nilai kehidupan yang berbeda di sekitar pengarang cerpen. Pada umumnya penulis cerpen tidak menuliskan nilai-nilai kehidupan secara langsung, tetapi menuliskannnya secara tersirat dalam cerpen. Nilai dalam cerpen adalah sesuatu yang dapat diambil atau dipetik dari sebuah cerpen yang bersifat menambah pengetahuan dan memberikan hiburan.

Nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen sebagai berikut.

  1. Nilai Moral, yaitu nilai yang berkaitan dengan akhlak/budi pekerti/susila atau baik buruk tingkah laku.
  2. Nilai Sosial/Kemasyarakatan, yaitu nilai yang berkaitan dengan norma yang berada di dalam masyarakat.
  3. Nilai Religius/Keagamaan, yaitu nilai yang berkaitan dengan agama.
  4. Nilai Pendidikan/Edukasi, yaitu nilai yang berkaitan dengan perubahan tingkah laku dari yang buruk ke yang baik.
  5. Nilai Politis, yaitu nilai-nilai yang berkaitan dengan pemerintahan.
  6. Nilai Etika, yaitu nilai-nilai yang berkiatan dengan sopan santun.
  7. Nilai Budaya, yaitu nilai yang berkaitan dengan adat istiadat.
  8. Nilai Kemanusiaan, yaitu nilai yang berhubungan dengan sifat-sifat manusia.

Agar dapat memahami isi cerpen termasuk nilai-nilai yang ada di dalamnya, perlu diawali dengan sejumlah pertanyaan. Jenis-jenis pertanyaan tersebut di antaranya pertanyaan pemahaman literal, interpretatif, integratif, kritis, dan kreatif.

Pertanyaan Literal

  1. Di mana dan kapan cerita tersebut terjadi?
  2. Siapa saja tokoh cerita dalam cerpen tersebut?

Pertanyaan Interpretatif

  1. Apa maksud tersirat dari tindakan tokoh A?
  2. Apa makna lugas dari perkataan tokoh B?

Pertanyaan Integratif

  1. Cerpen tersebut bercerita tentang apa?
  2. Apa amanat yang dapat dipetik dari cerpen tersebut?

Pertanyaan Kritis

  1. Berdasarkan nilai sosial bolehkah tindakan tokoh A dilakukan?
  2. Apa kelebihan cerpen tersebut berdasarkan masalah yang diangkat?

Pertanyaan Kreatif

  1. Jika Anda dalam posisi A, apakah yang Anda lakukan?
  2. Bagaimana jika tokoh utama dalam cerpen tersebut meninggal?

 

Mendemonstrasikan Salah Satu Nilai Kehidupan yang Dipelajari dalam Teks Cerpen

Setelah Anda membaca cerpen, manfaat apakah yang Anda dapatkan? Dengan membaca cerpen selain Anda mendapatkan pesan atau wawasan tertentu, Anda juga dapat belajar mengenai kehidupan. Hal ini karena cerpen mengangkat permasalahan-permasalahan kehidupan yang dekat dengan kita sehingga dengan membaca cerpen, Anda lebih bijak dalam menyikapi dan menyelesaikan permasalahan kehidupan.


Menganalisis Unsur-Unsur Pembangun dalam Cerpen

Cerpen dibangun oleh dua unsur, yakni unsur intrinsik dan ekstrinsik. Di bawah ini merupakan penjelasan dari kedua unsur tersebut.

Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Unsur inilah yang membuat cerpen hadir sebagai sebuah karya sastra. Unsur-unsur intrinsik mencakup hal-hal berikut.

Tema adalah ide pokok yang mendasari suatu cerita.

Alur adalah susunan peristiwa atay kejadian yang membentuk sebuah cerita. Alur dibedakan menjadi tiga yaitu alur maju, alur mundur, dan alur campuran. Alur merupakan urutan peristiwa yang membangun keseluruhan cerita. Tahapan alur adalah sebagai berikut.

  1. Tahapan pengenalan situasi cerita, berupa pengenalan tokoh, latar, dan sebagainya.
  2. Tahapan pemunculan masalah (konflik).
  3. Tahapan peningkatan/perkembangan konflik.
  4. Tahapan puncak konflik (klimaks)
  5. Tahapan penyelesaian konflik.

Penokohan merupakan cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter sifat tokoh dalam cerita. Karakter tokoh dapat dijelaskan secara langsung (analitik) dan tidak langsung (dramatik).

  1. Metode langsung (analitik) merupakan sebuah metode pemberian watak tokoh oleh pengarang dengan mendeskripsikan wataknya secara langsung.
  2. Metode tidak langsung (dramatik) merupakan sebuah metode pemberian watak tokoh oleh pengarang dengan menampilkan tokoh secara tidak langsung atau tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat serta tingkah laku tokoh. Metode tidak langsung ini dilakukan melalui tindakan tokoh, pikiran dan perasaan tokoh, dialog antar tokoh, deskripsi fisik tokoh, reaksi tokoh, lingkungan sekitar tokoh, serta tanggapan tokoh lain.

Latar atau setting adalah tempat, waktu dan suasana berlangsungnya kejadian dalam cerita.

Sudut pandang (point of view) adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita. Sudut pandang yang digunakan dalam cerpen meliputi sudut pandang orang pertama pelaku utama, orang pertama pelaku sampingan, sudut pandang orang ketiga serba tahu, dan sudut pandang orang ketiga pengamat.

Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembacanya.

Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang beradad di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung memengaruhi penciptaan karya sastra tersebut. Unsur ekstrinsik meliputi latar belakang kehidupan pengarang, dan situasi sosial budaya ketika karya sastra itu diciptakan.