Rara Jonggrang dan Candi Prambanan
Sumber Gambar : Prima Radio |
Alkisah, pada dahulu kala
terdapat sebuah kerajaan besar yang bernama Prambanan. Rakyatnya hidup tenteran
dan damai. Tetapi, apa yang terjadi kemudian? Kerajaan Prambanan diserang dan
dijajah oleh negeri Pengging. Ketentraman Kerajaan Prambanan menjadi terusik.
Para tentara tidak mampu menghadapi serangan pasukan Pengging. Akhirnya,
kerajaan Prambanan dikuasai oleh Pengging, dan dipimpin oleh Bandung Bondowoso.
Bandung Bondowoso seorang
yang suka memerintah dengan kejam. “Siapapun yang tidak menuruti perintahku,
akan dijatuhi hukuman berat!”, ujar Bandung Bondowoso pada rakyatnya. Bandung
Bondowoso adalah seorang yang sakti dan mempunyai pasukan jin. Tidak berapa
lama berkuasa, Bandung Bondowoso suka mengamati gerak-gerik Roro Jonggrang,
putri Raja Prambanan yang cantik jelita. “Cantik nian putri itu. Aku ingin dia
menjadi permaisuriku,” pikir Bandung Bondowoso.
Esok harinya, Bondowoso
mendekati Roro Jonggrang. “Kamu cantik sekali, maukah kau menjadi permaisuriku
?”, Tanya Bandung Bondowoso kepada Roro Jonggrang. Rara Jonggrang tersentak,
mendengar pertanyaan Bondowoso. “Laki-laki ini lancang sekali, belum kenal
denganku langsung menginginkanku menjadi permaisurinya”, ujar Roro Jongrang
dalam hati. “Apa yang harusaku lakukan ?”. Roro Jonggrang menjadi kebingungan.
Pikirannya berputar-putar.
Jika ia menolak, maka Bandung Bondowoso akan marah besar dan membahayakan
keluarganya serta rakyat Prambanan. Untuk mengiyakannya pun tidak mungkin,
karena Rara Jonggrang memang tidak suka dengan Bandung Bondowoso. “Bagaimana,
Rara Jonggrang ?” desak Bondowoso.
Akhirnya Roro Jonggrang
mendapatkan ide. “Saya bersedia menjadi istri Tuan, tetapi ada syaratnya,”
Katanya. “Apa syaratnya? Ingin harta
yang berlimpah? Atau Istana yang megah?”. “Bukan itu, tuanku, kata Roro
Jonggrang. Saya minta dibuatkan candi, jumlahnya harus seribu buah. “Seribu
buah?” teriak Bondowoso. “Ya, dan candi itu harus selesai dalam waktu semalam.”
Bandung Bondowoso menatap Rara Jonggrang, bibirnya bergetar menahan amarah.
Sejak saat itu Bandung
Bondowoso berpikir bagaimana caranya membuat 1000 candi. Akhirnya ia bertanya
kepada penasehatnya. “Saya percaya tuanku bias membuat candi tersebut dengan
bantuan Jin!”, kata penasehat. “Ya, benar juga usulmu, siapkan peralatan yang
kubutuhkan!” Setelah perlengkapan di siapkan. Bandung Bondowoso berdiri di
depan altar batu. Kedua lengannya dibentangkan lebar-lebar. “Pasukan jin,
Bantulah aku!” teriaknya dengan suara menggelegar. Tak lama kemudian, langit
menjadi gelap. Angin menderu-deru. Sesaat kemudian, pasukan jin sudah
mengerumuni Bandung Bondowoso. “Apa yang harus kami lakukan Tuan ?”, tanya
pemimpin jin. “Bantu aku membangun seribu candi,” pinta Bandung Bondowoso.
Para jin segera bergerak ke
sana kemari, melaksanakan tugas masing-masing. Dalam waktu singkat bangunan
candi sudah tersusun hampir mencapai seribu buah. Sementara itu, diam-diam Roro
Jonggrang mengamati dari kejauhan. Ia cemas, mengetahui Bondowoso dibantu oleh
pasukan jin. “Wah, bagaimana ini?”, ujar Rara Jonggrang dalam hati. Ia mencari
akal. Para dayang kerajaan disuruhnya berkumpul dan ditugaskan mengumpulkan
jerami. “Cepat bakar semua jerami itu!” perintah Rara Jonggrang. Sebagian
dayang lainnya disuruhnya menumbuk lesung. Dung… dung…dung! Semburat warna
merah memancar ke langit dengan diiringi suara hiruk pikuk, sehingga mirip
seperti fajar yang menyingsing.
Pasukan jin mengira fajar
sudah menyingsing. “Wah, matahari akan terbit!” seru jin. “Kita harus segera
pergi sebelum tubuh kita dihanguskan matahari,” sambung jin yang lain. Para jin
tersebut berhamburan pergi meninggalkan tempat itu. Bandung Bondowoso sempat
heran melihat kepanikan pasukan jin. Paginya, Bandung Bondowoso mengajak Loro
Jonggrang ke tempat candi. “Candi yang kau minta sudah berdiri!”. Loro
Jonggrang segera menghitung jumlah candi itu. Ternyata jumlahnya hanya 999
buah!. “Jumlahnya kurang satu!” seru Loro Jonggrang. “Berarti tuan telah gagal
memenuhi syarat yang saya ajukan”. Bandung Bondowoso terkejut mengetahui
kekurangan itu.
Ia menjadi sangat murka.
“Tidak mungkin…”, kata Bondowoso sambil menatap tajam pada Loro Jonggrang.
“Kalau begitu kau saja yang melengkapinya!” katanya sambil mengarahkan jarinya
pada Loro Jonggrang. Ajaib! Loro Jonggrang langsung berubah menjadi patung
batu. Sampai saat ini candi-candi tersebut masih ada dan terletak di wilayah
Prambanan, Jawa Tengah dan disebut Candi Loro Jonggrang.
-Histor--
Post a Comment