Pengertian Sastra Secara Umum dan Menurut Para Ahli
Pengertian Sastra Secara Umum
Sastra (Sanskerta:
shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta ‘Sastra’, yang berarti
"teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata
dasar ‘Sas’ yang berarti "instruksi" atau "ajaran" dan
‘Tra’ yang berarti “alat” atau “sarana”. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa
digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis
tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.
Pengertian Sastra Menurut Para Ahli
Sastra menurut Semi
(1988:8) adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya
adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
Sastra menurut Plato
adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis). Sebuah karya
sastra harus merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus merupakan model
kenyataan. Oleh karena itu, nilai sastra semakin rendah dan jauh dari dunia
ide.
Menurut Aristoteles
sastra sebagai kegiatan lainnya melalui agama, ilmu pengetahuan dan filsafat.
Sapardi (1979:1)
memaparkan bahwa sastra adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai
medium. Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan
gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan social.
Sastra menurut Panut Sudjiman (1986:68) yaitu sebagai karya
lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan,
keartistikan, keindahan dalam isi, dan ungkapanya.
Sastra menurut Wellek
dan Werren adalah suatu kegiatan kreatif, sedereran karya seni.
Sumardjo & Saini (1997) menyatakan
bahwa sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran,
perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang
membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Sehingga sastra memiliki unsur-unsur
berupa pikiran, pengalaman, ide, perasaan,
semangat, kepercayaan (keyakinan), ekspresi atau ungkapan, bentuk dan bahasa.
Hal ini dikuatkan oleh pendapat Saryono (2009: 18) bahwa sastra juga mempunyai
kemampuan untuk merekam semua pengalaman yang empiris-natural maupun pengalaman
yang nonempiris-supernatural, dengan kata lain sastra mampu menjadi saksi dan
pengomentar kehidupan manusia.
Kesusastraan menurut
Badrun (1983:16) adalah kegiatan seni yang mempergunakan bahasa dan garis
simbol-simbol lain sebagai alai, dan bersifat imajinatif.
Sastra menurut
Tarigan adalah merupakan obyek bagi pengarang dalam mengungkapkan gejolak
emosinya, misalnya perasaan sedih,kecewa, senang dan lain sebagainya.
Menurut Suyitno
Sastra adalah sesuatu yang imajinatif, fiktif dan inventif juga harus melayani misi-misi yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Dari uraian tentang
Apa itu sastra? Sedikit kesimpulan menurut saya bahwa sastra merupakan hakikat
ilmu tertinggi dari segala ilmu yang ada di dunia ini. Sebab dengan sastra kita
dapat mengungkapkan perasaan dan pikiran kita, entah kepada Tuhan ataupun
ciptaanNya
- Semi, M. Atar. 1988. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya.
- Damono, Sapardi Djoko. 1979. Novel Sastra Indonesia Sebelum Perang. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
- Sudjiman, Panuti. 1986. Kamus Istilah Sastra. Jakarta : Gramedia.
- Badrun, Ahmad. 1983. Pengantar ilmu sastra : (Teori sastra) untuk Sekolah Menengah Tingkat Atas. Surabaya : Usaha Nasional
- Wellek, Rene dan Austin Warren. 1990. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Post a Comment