Fungsi Sastra dalam Kehidupan Masyarakat

Sumber gambar : nafiun

Secara umum, sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi utama sebagaimana dikemukakan oleh Horatius, yaitu dulce et utile (dalam bahasa Latin, sweet and useful). Dulce (sweet) berarti sangat menyenangkan atau kenikmatan, sedangkan utile (useful) berarti isinya bersifat mendidik (mikics, 2007:95).

Bressler (1999:12) menyebut dua fungsi tersebut dengan istilah to teach ‘mengajar’ dan to entertain ‘menghibur’. Fungsi menghibur (dulce) artinya sastra memberikan kesenangan tersendiri dalam diri pembaca sehingga pembaca merasa tertarik membaca sastra. Fungsi mengajar (utile) artinya sastra memberikan nasihat dan penanaman etika sehingga pembaca dapat meneladani hal-hal positif dalam karya sastra. Dalam hal ini, sastra memampukan manusia menjadi lebih manusia: mengenal diri, sesama, lingkungan, dan berbagai permasalahan kehidupan (Sarumpaet, 2010:1)

Sebuah karya sastra dapat dikatakan bernilai tnggi apabila karya sastra tersebut mampu memberikan hiburan bagi penikmat karya sastra tersebut dan mampu memberikan pengajaran positif bagi penikmatnya. Karya sastra mampu memberikan manfaat bagi penikmatnya namun tidak mampu menyajikan hiburan bagi penikmatnya maka akan terasa hambar. Begitu pula jika karya sastra mampu memberikan hiburan bagi penikmatnya namun tidak memberikan manfaat maka karya sastra tersebut akan terasa seperti nuansa gurun pasir atu gersang.

Sastra merupakan wahana hiburan yang mengajar dan wahana pengajaran yang menghibur bagi setiap penikmat karya sastra.

Sebuah karya sastra hadir di tengah masyarakat, bukan tanpa dasar apapun. Sastra memiliki fungsi dalam kehidupan masyarakat, yaitu:

Fungsi Rekreatif

Sastra sebagai media hiburan. Maka dari itu, sastra harus dapat memberikan hiburan ataupun menjadi media yang menghibur kepada para pembacanya. Bagi beberapa orang, membaca sastra merupakan hiburan tersendiri.

Dengan membaca kisah sastra, barangkali pembaca akan fokus pada konflik yang terjadi di dalamnya, dan untuk sesaat melupakan konflik yang terjadi di dunia nyata. Dengan membaca kisah sastra, barangkali pembaca akan tersenyum sendiri menikmati keindahan kisah cinta yang tersaji, atau justru menangis kecil ketika merasakan kesedihan dalam karya sastra, atau tertawa, jika memang penulis memberikan lelucon yang menarik di dalam karyanya.

Fungsi Didaktif

Sastra adalah pendidikan. Maka dari itu, sastra harus dapat memberikan pengetahuan dan wawasan kepada penikmatnya mengenai seluk beluk yang ada di dalam kehidupan manusia 

Dengan membaca karya sastra, pembaca mungkin akan mendapatkan ilmu-ilmu baru di dalam karyanya. Karena sejatinya, karya sastra adalah membahas tentang berbagai aspek kehidupan, yang bisa membuat pembacanya merasakan hal-hal yang sulit dirasakannya secara nyata. Misalnya, kita menjadi tahu sejarah Indonesia, berkat membaca karya-karya sastra dari Pram.

Fungsi Estetis

Sastra adalah keindahan. Maka dari itu, sastra harus mampu menghadirkan nuansa keindahan melalui dunia seni untuk setiap penikmatnya. Gemulai tarian kata yang berjejer indah di dalam karya sastra bisa menjadi nuansa keindahan bagi penikmatnya. Sastra harus memiliki keindahannya sendiri. Tidak harus rumit dan sulit dimengerti, tapi keindahan harus tetap ada. Setiap calon penulis karya sastra, harus mampu mengartikan keindahan apa yang dimaksud dalam karya sastra tersebut.

Fungsi Moralitas

Sastra berfungsi sebagai media yang memberitahukan ataupun menggambarkan berbagai hal yang bisa mencerminkan moral yang baik dan juga buruk. Sastra yang baik, selalu mengandung moral yang tinggi. Semua karya sastra besar di Indonesia memiliki nilai moralnya sendiri. Kisah Siti Nurbaya karya Marah Rusli misalnya, salah satunya memberikan moral tentang cinta dan budaya. Begitu pula dengan puisi Tanah Air dari Muhammad Yamin, sarat moral akan kemerdekaan.

Fungsi Religius

Sastra berfungsi sebagai sebuah karya yang mengandung berbagai macam ajaran agama yang dapat dicontoh ataupun diteladani oleh setiap pembacanya. Sebagai bangsa yang dibuat berdasarkan kepercayaan atas Tuhan Yang Maha Esa, tentu aspek agama sebaiknya tidak hilang dari karya sastra. Ingat, sastra adalah hasil dari budaya masyarakat. Artinya, masyarakat yang beragama, sudah seharusnya menyusun karya sastra yang memberikan perspektifnya tentang agama. Tapi juga harus ingat, Sebagai warga Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika, jangan sampai pecah belah karena agama ya Hehehe

Dari uraian tentang Apa fungsi sastra? Sedikit kesimpulan menurut saya bahwa fungsi sastra di tengah kehidupan masyarakat yaitu sebagai sarana hiburan yang mengandung nilai-nilai pengajaran baik moral, budaya, politik, sosial, agama dan pengajaran tentang kehidupa lainnya.

Ruang Literasi dan Edukasi

Post a Comment

© Untaian Abjad. All rights reserved. Developed by Jago Desain