Pembentukan BPUPKII sebagai Strategi Melawan Tirani Jepang
Dalam perkembangannya, Jepang semakin terdesak dalam Perang Asia Timur
Raya. Di tengah-tengah situasi semacam itu, pihak Jepang semakin memerlukan
dukungan dari bangsa Indonesia. Agar bangsa kita mau terus membantu, maka
Jepang memberikan janji kemerdekaan.
Dalam usahan merealisasikan janji tersebut, pemerintahan Jepang di Jawa
yang pada saat itu paling maju secara politik, membentuk BPUPKI Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Meskipun berkedudukan di Jawa, anggota BPUPKI terdiri atas berbagai
golongan dan berasal dari berbagai daerah. Di antara mereka ada yang berasal
dari golongan nasionalis, golongan agama, peranakan Arab, peranakan Tionghoa,
Indo, aristokrat, jurnalis, dan sebagainya.
Baca juga kumpulan Materi Sejarah Kelas XI
Selain itu, ada dua orang tokoh perempuan yang menjadi anggota BPUPKI yaitu
Siti Sukaptinah yang merupakah tokoh Fujinkai dan Maria Ullfah yang merupakan
tokoh pergerakan perempuan sejak masa kolonial. Selain itu, ada juga enam orang
dari bangsa Jepang yang bertindak sebagai anggota pasif dari BPUPKII.
Keberadaan BPUPKI ini sangat besar artinya bagi perkembangan sejarah
Indonesia nantinya. Peran utama BPUPKI adalah merumuskan dasar negara dan
konstitusi Indonesia.
Sidang pertama BPUPKII pada 29 Mei - 1 Juni 1945 membahas mengenai dasar
negara.
Dalam sidang tersebut, ada empat orang tokoh yang menyampaikan usulan
tentang dasar negara, yaitu Muh. Yamin, Ki Bagus Hadikusumo, Supomo, dan
Sukarno. Pada hari terakhir dari sidang itulah Sukarno menyampaikan gagasannya
tentang dasar negara yang ia namakan Pancasila. Oleh karenanya, setiap 1 Juni
kita memperingati hari lahirnya Pancasila.
Selain merancang dasar negara, BPUPKI juga menyusun rancangan konstitusi
atau Undang-Undang Dasar (UUD) bagi Indonesia.
Baca juga ragam artikel SEJARAH biar engkau menjaga pesan Soekarno "Jas Merah"
Tahukah kalian bahwa ada tokoh perempuan yang berperan dalam perumusan UUD?
Apa sumbangsih yang ia berikan?
Seperti yang disebutkan sebelumnya, Maria Ullfah merupakan salah satu tokoh
perempuan yang tergabung dalam BPUPKI. Ia adalah perempuan Indonesia pertama
yang berhasil meraih gelar sarjana hukum dari Universitas Leiden.
Semasa penjajahan Jepang, ia diajak oleh Supomo bekerja di Departemen
Kehakiman. Saat pembentukan BPUPKI, ia diajak bergabung karena keahliannya di
bidang hukum.
Salah satu kontribusi penting dari Maria Ullfah adalah usulannya mengenai
persamaan hak antara perempuan dan laki-laki dalam negara Indonesia yang
merdeka (Rasid, 1985).
Atas kegigihannya dalam memperjuangkan usulannya, maka dalam pasal 27 UUD
1945 disebutkan mengenai persamaan kedudukan warga negara dalam hukum dan
pemerintahan.
Baca juga ragam artikel KEBAHASAAN biar diksimu makin banyak dan kemampuan bahasamu makin jago.
Tokoh perempuan lain yang menjadi anggota BPUPKI adalah Siti Sukaptinah. Ia
adalah tokoh yang dikenal gigih memperjuangkan hak-hak perempuan Indonesia
sejak masa kolonial.
a ikut menyuarakan pentingnya Indonesia berparlemen dan agar perempuan
dapat berpolitik serta duduk di parlemen. Jika dalam BPUPKI Maria Ullfah
tergabung di Panitia Pertama yang membahas UUD, Siti Sukaptinah duduk di
Panitia Ketiga yang membahas tentang pembelaan tanah air.
Setelah menyelesaikan tugasnya, BPUPKII kemudian dibubarkan pada 7 Agustus
1945, hanya beberapa saat sebelum Jepang menyerah. Untuk melanjutkan tugasnya,
maka dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Sukarno dilantik secara resmi pada 12 Agustus 1945 sebagai ketua PPKI saat
Jepang sudah di ambang kekalahannya pasca pengeboman Nagasaki dan Hiroshima
oleh Amerika.
Baca juga: Petani dan Puing-Puing Langgar
Tahukah kalian bahwa jumlah anggota PPKI lebih sedikit dari BPUPKII? Meskipun demikian mereka terdiri atas perwakilan berbagai golongan dari berbagai wilayah di Indonesia, bahkan ada pula anggota dari golongan Tionghoa yaitu Yan Tjwan Bing.
*Disarikan dari
sumber-sumber literatur yang kredibel.
Post a Comment