Teori Sosiologi Pasca Comte: Mazhab Formal dan Psikologi
Dalam artikel kali ini, Mimin UA akan membahas teori
sosiologi pasca Comte. Sebelum membaca artikel ini, alangkah lebih baiknya
membaca artikel sebelumnya, yakni Mazhab Geografi dan Lingkungan serta Mazhab
Organis dan Evolusioner. Tak lain, agar sahabat UA dapat memahami bulatan
mazhab teori sosiologi pasca Auguste Comte.
Kesempatan ini, mimin UA akan membahas Mazhab Formal dan
Mazhab Psikologi. Berikut ini detail pembahasannya. Selamat belajar!
Teori
Sosiologi Pasca Comte: Mazhab Formal
Pemikir yang menonjol dalam mazhab formal kebanyakan dari Jerman dan sangat terpengaruh oleh ajaran dan filsafat Immanuel Kant. Salah seorang di antaranya yakni Georg Simmel (1858-1918).
Simmel berpandangan bahwa elemen-elemen masyarakat mencapai
kesatuan melalui bentuk-bentuk yang mengatur hubungan antara elemen-elemen
tersebut. Bentuk-bentuk tersebut sebenarnya adalah elemen-elemen itu sendiri.
Menganalisis proses terjadinya dan mengidentifikasikan pengaruh-pengaruhnya
tersebut merupakan tugas seorang sosiolog.
Baca juga: Teori Sosiologi Pasca Comte: Mazhab Geografi dan Lingkungan
Simmel juga berpandangan bahwa berbagai lembaga di dalam
masyarakat terwujud dalam bentuk superioritas, subordinasi, dan konflik. Semua hubungan
sosial, keluarga, agama, peperangan, perdagangan, dan kelas-kelas dapat
dikarakteristikkan menurut salah satu bentuk di atas atau ketiganya.
Menurut Simmel,
seseorang menjadi warga masyarakat untuk mengalami proses individualisasi dan
sosialisasi. Tanpa menjadi warga masyarakat tak akan mungkin seseorang
mengalami proses interaksi antara individu dengan kelompok.
Dengan perkataan lain, apa yang memungkinkan masyarakat
berproses yakni bahwa setiap orang mempunyai peranan yang harus dijalankannya. Oleh
sebab itu, interaksi individu dengan kelompok hanya dapat dimengerti dalam
kerangka peranan yang dilakukan oleh individu.
Baca juga: Teori Sosiologi Pasca Comte: Mazhab Organis dan Evolusioner
Leopard
von Wiese (1876-1961) berpendapat bahwa sosiologi harus
memusatkan perhatian pada hubungan-hubungan antarmanusia tanpa mengaitkannya
dengan tujuan maupun kaidah-kaidah. Sosiologi harus mulai dengan pengamatan
terhadap perilaku konkret tertentu.
Ajarannya bersifat empiris dan berusaha untuk mengadakan
kuantifikasi terhadap proses-proses sosial yang terjadi. Proses sosial
merupakan hasil perkalian dari sikap dan keadaan yang masing-masing dapat
diuraikan ke dalam unsur-unsurnya secara sistematis.
Alferd
Vierkandt (1867-1953) menyatakan
bahwa sosiologi menyoroti situasi-situasi mental. Situasi tersebut tak dapat
dianalisis secara tersendiri, tetapi merupakan hasil perilaku yang timbul
sebagai akibat interaksi antarindividu dan kelompok dalam masyarakat. Dengan demikian,
tugas sosiologi yaitu untuk menganalisis dan mengadakan sistematika terhadap
gejala sosial dengan jalan menguraikannya ke dalam bentuk-bentuk kehidupan
mental.
Baca juga: Sosiologi Auguste Comte (1798-1853)
Hal itu dapat ditemukan dalam gejala-gejala seperti harga diri, perjuangan, simpati, imitasi, dan
lain sebagainya. Itulah prakondisi suatu masyarakat yang hanya dapat berkembang
penuh dalam kehidupan berkelompok atau hanya dalam masyarakat setempat (community). Oleh karena itu, sosiologi
harus memusatkan perhatian terhadap kelompok-kelompok sosial.
Teori
Sosiologi Pasca Comte: Mazhab Psikologi
Di antara sosiolog-sosiolog yang mendasarkan teorinya
pada psikologi adalah Gabriel Tarde
(1843-1904) dari Prancis. Gabriel
mulai dengan suatu dugaan atau pandangan awal bahwa gejala sosial mempunyai
sifat psikologis yang terdiri dari interaksi antara jiwa-jiwa individu, di mana
jiwa tersebut terdiri dari kepercayaan-kepercayaan dan keinginan-keinginan.
Bentuk-bentuk utama dari interaksi mental individu adalah
imitasi, oposisi, dan adaptasi atau penemuan baru. Imitasi sering kali
berhadapan dengan oposisi yang menuju pada bentuk adaptasi yang baru. Dengan
demikian, mungkin terjadi perubahan sosial yang disebabkan oleh
penemuan-penemuan baru. Hal ini menimbulkan imitasi, oposisi penemuan-penemuan
baru, perubahan-perubahan, dan seterusnya.
Baca juga: Sosiologi: Perhatian terhadap Masyarakat Sebelum Auguste Comte
Keinginan utama Gabriel
yakni berusaha untuk menjelaskan gejala-gejala sosial di dalam kerangka
reaksi-reaksi psikis seseorang. Hal ini merupakan suatu petunjuk betapa
besarnya pengaruh pendekatan psikologis. Ajaran ini terutama sangat berpengaruh
di Amerika Serikat, di mana banyak sosiolog yang mengadakan analisis terhadap
reaksi-reaksi individu terhadap individu, maupun dari kelompok terhadap kelompok
lain.
Di antara mereka, yakni Albion Small (1854-1926) yang pertama-tama membuka Departemen
Sosiologi di Universitas Chicago dan menerbitkan American Journal of Sociology yang terkenal itu.
Salah seorang sosiolog Amerika terkemuka lainnya adalah Ricard Horton Cooley (1864-1924). Cooley berpandangan bahwa individu dan
masyarakat saling melengkapi, di mana individu hanya akan menemukan bentuknya di
dalam masyarakat.
Di dalam karyanya yang berjudul Social Organization, Cooley mengembangkan konsep kelompok
utama (primary group) yang ditandai
dengan hubungan antarpribadi yang dekat sekali. Dalam kelompok-kelompok tadi
perasaan manusia akan dapat berkembang dengan leluasa.
Baca juga: Mengenal Sosiologi Lebih Dekat
Di Inggris, tokoh yang terkenal adalah L.T. Hobhouse (1864-1929) yang pernah
mengetuai bagian sosiologi dari London
School of Economics. Dirinya
sangat tertarik pada konsep-konsep pembangunan dan perubahan sosial. Dirinya menolak penerapan prinsip-prinsip biologis terhadap studi masyarakat manusia; psikologi
dan etika merupakan kriteria yang diperlukan untuk mengukur perubahan sosial.
Sebagai salah seorang pelopor psikologi sosial, Hobhouse banyak memusatkan perhatian
terhadap kondisi-kondisi psikologis kehidupan sosial. Dirinya berusaha
membuktikan bahwa kehidupan sosial berkembang ke arah keadaan yang lebih
rasional dan harmonis. Dengan demikian, perkembangan sosial terjadi apabila
kesadaran sosial dan kebutuhan-kebutuhan sosial meningkat. Hobhouse juga merupakan salah seorang pelopor di dalam penggunaan
metode-metode perbandingan di dalam sosiologi.
Soerjono Soekanto. 2014. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers
Post a Comment