Mewujudkan Persatuan Indonesia

Materi Mewujudkan Persatuan Indonesia. Mater Mewujudkan Persatuan dan Kebanggaan Sebagai Bangsa Wujud Nilai Kebangkitan nasional

Secara etimologis, istilah persatuan dan kesatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh atau tidak terpecah-belah. Persatuan dapat diartikan sebagai perkumpulan dari berbagai komponen yang membentuk menjadi satu.

Kesatuan merupakan hasil perkumpulan tersebut yang telah menjadi satu dan utuh dengan demikian, kesatuan erat hubungannya dengan keutuhan. Persatuan dan kesatuan mengandung arti bersatunya macam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi.

Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, persatuan Indoensia dimaknai sebagai faktor kunci pergerakan dan perjuangan melawan penjajahan. Artinya, persatuan Indonesia sebagai sumber semangat, motivasi dan penggerak perjuangan Indonesia.

Hal itu tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi “Dan perjuangan pergerakan Indonesia telah sampailah pada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa menghantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”.

Tahap-tahap pembinaan persatuan bangsa Indonesia itu yang paling menonjol ialah sebagai berikut.

a. Perasaan Senasib

Perasaan senasib sebagai bangsa akan meningkatkan rasa persatuan dalam seluruh rakyat Indonesia. Perasaan senasib dapat muncul karena faktor keterikatan terhadap tempat kelahiran atau menghadapi suatu masalah tertentu. Dalam kurun sejarah, bangsa Indonesia pernah menjadi bangsa terjajah. Kondisi ini mendorong perasaan senasib bagi bangsa Indonesia.

b. Kebangkitan Nasional

Kebangkitan nasional adalah sesi pergerakan perjuangan bangsa Indonesia yang mulai menyadari kondisi dan potensi sebagai suatu bangsa. Kebangkitan nasional Indonesia dipelopori dengan kelahiran Budi Utomo pada tahun 1908. Ciri dari kebangkitan nasional adalah perjuangan bangsa Indonesia lebih diwarnai perjuangan untuk kepentingan nasional bukan hanya kepentingan daerah.

c. Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda merupakan penegas bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan sebuah negara yang memiliki identitas dan dicintai rakyatnya.

d. Proklamasi Kemerdekaan

Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 merupakan titik puncak perjuangan rakyat Indonesia. 

Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan dan Pengesahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (1945) merupakan kesepakatan atau persetujuan bangsa Indonesia bahwa pengaturan kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Indonesia menyepakati bentuk negara yaitu negara kesatuan Republik Indonesia dan rakyatnya, yang merupakan suatu bangsa yang terdiri dari berbagai suku, ras, etnis, budaya, agama dan taraf hidup yang mencerminkan Bhinneka Tunggal Ika.

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang merupakan kesepakatan nasional menjadi pedoman penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam sejarah masa lampau.

Berbagai kasus makar berupa pemberontakan, gerakan separatis berbagai kelompok masyarakat untuk mengubah atau mengganti Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dapat dipatahkan, terutama oleh para pemuda. Para pemuda dengan semangat tanpa pamrih memperjuangkan kebangkitan dan kejayaan Indonesia sampai saat ini.

Baca juga artikel rangkuman materi PKn kelas VIII lainnya 

Di sisi yang lain, kita juga dapat menyaksikan mulai lemahnya semangat pemuda dalam melaksanakan Pancasila dan UUD 1945. Kemunduran jiwa dan semangat kebangsaan pada diri pemuda menurut laporan dari Kemenpora RI, ada sepuluh masalah pada generasi muda atau pemuda, yaitu sebagai berikut.

  1. Masih maraknya tingkat kekerasan di kalangan pemuda,
  2. Adanya kecenderungan sikap ketidakjujuran yang makin membudaya,
  3. Berkembangnya rasa tidak hormat kepada orang tua, guru, dan pemimpin,
  4. Sikap rasa curiga dan kebencian satu sama lain,
  5. Penggunaan bahasa indonesia makin memburuk,
  6. Berkembangnya perilaku menyimpang di kalangan pemuda (narkoba, pornografi, porno aksi, dan lain-lain),
  7. Kecenderungan mengadopsi nilai-nilai budaya asing,
  8. Melemahnya idealisme, patriotisme, serta mengendapnya semangat kebangsaan,
  9. Meningkatnya sikap pragmatisme dan hedonisme,
  10. Makin kabur pedoman yang berlaku dan sikap acuh tak acuh terhadap pedoman ajaran agama.

Lemahnya semangat juang dan munculnya berbagai persoalan karakter secara fundamental melemahkan pencapaian tujuan nasional. Contoh: Perilaku menyimpang anak muda jelas merugikan masa depan anak muda.

Pemerintah mencanangkan Indonesia Emas 2045. Anda yang saat ini berusia 13-14 tahun akan berusia 41 atau 42 tahun pada tahun 2045. Maka Anda yang menentukan suksesnya Emas Indonesia. Tentunya keberhasilan tersebut tidak diraih secara tiba-tiba, melainkan dengan kerja keras dan kerja cerdas yang dilakukan sejak saat itu.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita harus menghidupkan kembali nilai-nilai semangat juang, khususnya nilai-nilai yang diabadikan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Contoh sikap positif terhadap nilai-nilai kebangsaan.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang memuat nilai-nilai semangat juang, yaitu sebagai berikut.

a. Nilai Religius

  1. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
  2. Hormat dan menghormati serta bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
  3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
  4. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaan kepada orang lain.

b. Nilai Kemanusiaan

  1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban antara sesama manusia.
  2. Saling mencintai sesama manusia.
  3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
  4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
  5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
  6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
  7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
  8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari masyarakat dunia internasional dan dengan itu harus mengembangkan sikap saling hormat-menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.

c. Nilai Produktivitas

  1. Perlindungan terhadap masyarakat dalam beraktivitas me nuju kemakmuran.
  2. Sarana dan prasarana yang mampu mendorong masyarakat untuk kreatif dan produktif.
  3. Terciptanya undang-undang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

d. Nilai Keseimbangan

  1. Menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang proporsional, tidak memaksakan kehendak, saling toleransi, tolong-menolong, rukun, damai, menghormati, perbedaan agama dan kepercayaan, persahabatan, serta membela dan melindungi yang lemah.
  2. Keseimbangan antara kehidupan jasmani dan rohani. 

e. Nilai Demokrasi

Kedaulatan berada di tangan rakyat, berarti setiap warga negara memiliki kebebasan yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pemerintahan sehingga dapat terwujud persatuan dan kesatuan Indonesia. 

Pilar utama dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa dalam masyarakat, adalah sebagai berikut.

  1. Rasa cinta tanah air.
  2. Jiwa patriot bangsa.
  3. Tercapainya kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
  4. Pemahaman yang benar atas realitas adanya perbedaan dalam keberagaman.
  5. Tumbuhnya kebanggaan sebagai bangsa Indonesia.

f. Nilai Kesamaan Derajat

Setiap warga negara memiliki hak, kewajiban, dan kedudukan yang sama di depan hukum. Masyarakat menilai bahwa upaya penegakkan HAM yang paling menonjol adalah penegakan hak mengeluarkan pendapat, kebebasan beragama, perlindungan dan kepastian hukum, serta bebas dari perlakuan tidak manusiawi. Hak untuk mendapatkan kehidupan yang layak, mendapatkan pendidikan dan pelayanan kesehatan, serta aman dari ancaman ketakutan.

g. Nilai Ketaatan Hukum

Setiap warga negara tanpa pandang bulu wajib menaati setiap hukum dan peraturan yang berlaku. Begitu pun terhadap lembaga-lembaga penegak hukum, agar lebih independen, tidak terkontaminasi dengan kekuasaan atau politik praktis agar adanya persamaan di depan hukum (equality before the law) dapat terwujud.

Ruang Literasi dan Edukasi

Post a Comment

© Untaian Abjad. All rights reserved. Developed by Jago Desain