Sosiologi Auguste Comte (1798-1853)


Auguste Comte merupakan sosok yang pertama kali memperkenalkan dan memakai istilah “sosiologi”. Comte, orang pertama yang membedakan ruang lingkup dan isi sosiologi dari ruang lingkup dan isi ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Comte menyusun suatu sistematika dari filsafat sejarah dalam kerangka tahap-tahap pemikiran yang berbeda-beda.

Comte (1896) berpandangan ada tiga tahap perkembangan intelektual, yang masing-masing merupakan perkembangan dari tahap sebelumnya. Tahap pertama dinamakan tahap teologis atau fiktif. Tahap ini merupakan suatu tahap di mana manusia menafsirkan gejala-gejala di sekelilingnya secara teologis. Artinya, dengan kekuatan-kekuatan yang dikendalikan roh dewa-dewa atau Tuhan Yang Mahakuasa. Penafsiran ini penting bagi manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang memusuhinya dan untuk melindungi dirinya dari faktor-faktor yang tidak terduga timbulnya.

Baca juga: Hakikat, Fungsi, dan Peran Sosiologi

Tahap kedua merupakan perkembangan dari tahap pertama, yakni tahap metafisik. Pada tahap ini manusia menganggap bahwa di dalam setiap gejala dapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat diungkapkan. Pada tahap ini, manusia masih terikat oleh cita-cita tanpa verifikasi karena adanya kepercayaan bahwa setiap cita-cita terkait pada suatu realitas tertentu dan tidak ada usaha untuk menemukan hukum-hukum alam yang seragam.

Hal yang terakhir inilah yang merupakan tugas ilmu pengetahuan positif, yang merupakan tahap ketiga atau tahap terakhir dari perkembangan manusia. Gagasan tentang adanya ketiga tahap tersebut. Walaupun merupakan suatu fiksi memberikan penerangan terhadap pikiran manusia, serta secara psikologis merupakan suatu perkembangan yang penting.

Ketiga tahap tadi dapat memenuhi pikiran manusia pada saat yang bersamaan di mana terkadang timbul pertentangan-pertentangan. Pertentangan tersebut sering kali tidak disadari manusia sehingga timbul ketidakserasian.

Baca juga: Perhatian Terhadap Masyarakat Sebelum Auguste Comte

Selanjutnya, mengaitkan industrialisasi dengan tahap ketiga dari perkembangan pikiran manusia. Secara logis, maka dalam masa industri tersebut akan terjadi perdamaian yang kekal. Itulah asumsi Comte karena tahap-tahap sebelumnya ditandai dengan adanya masa perbudakan dan militerisme yang penuh dengan pertikaian.

Menurut Comte, makna ilmu pengetahuan positif yakni suatu ilmu pengetahuan bersifat positif apabila ilmu pengetahuan tersebut memusatkan perhatian pada gejala-gejala yang nyata dan konkret tanpa ada halangan dari pertimbangan-pertimbangan lainnya.

Dengan demikian, ada kemungkinan memberikan penilaian terhadap pelbagai cabang ilmu pengetahuan dengan jalan mengukur isinya yang positif, serta sampai sejauh mana ilmu tadi dapat mengungkapkan kebenaran yang positif.

Baca juga: Mengenal Sosiologi Lebih Dekat

Hierarki atau tingkatan ilmu-ilmu pengetahuan menurut tingkat pengurangan generalitas dan penambahan kompleksitasnya, yakni sebagai berikut.

  1. Matematika
  2. Astronomi
  3. Fisika
  4. Ilmu kimia
  5. Biologi
  6. Sosiologi

Hal yang menonjol dari sistematika Comte adalah penilaian terhadap sosiologi, yang merupakan ilmu pengetahuan paling kompleks dan merupakan suatu ilmu pengetahuan yang akan berkembang pesat sekali. Sosiologi merupakan studi positif tentang hukum-hukum dasar dari gejala sosial. Comte kemudian membedakan antara sosiologi statis dan sosiologi dinamis.

Sosiologi Statis

Sosiologi statis memusatkan perhatian pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar dari adanya masyarakat. Studi ini merupakan semacam anatomi sosial yang mempelajari aksi-aksi dan reaksi timbal balik dari sistem-sistem sosial.

Cita-cita dasar yang menjadi latar belakang sosiologi statis yakni bahwa semua gejala sosial saling berkaitan. Artinya, pecuma jikalau hanya mempelajari salah satu gejala sosial secara tersendiri. Unit sosial yang penting bukanlah individu, tetapi keluarga yang bagian-bagiannya terkait oleh simpati. Agar suatu masyarakat berkembang simpati harus diganti dengan kooperasi yang mungkin ada apabila terdapat pembagian kerja.

Baca juga: 14 Teori Dasar Sosiologi dan Tokohnya

Sosiologi Dinamis

Sosiologi dinamis merupakan teori tentang perkembangan dalam arti pembangunan. Ilmu pengetahuain ini menggambarakan cara-cara pokok dalam mana perkembangan manusia terjadi dari tingkat intelegensia yang rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Dengan demikian, dinamika menyangkut masyarakat-masyarakat untuk menunjukkan adanya perkembangan.

Comte yakin bahwa masyarakat akan berkembang menuju suatu kesempurnaan. Walaupun demikian, Comte sebenarnya lebih mementingkan perubahan atau perkembangan dalam cita-cita daripada bentuk. Akan tetapi, Comte tidak menyadari betapa perubahan cita-cita akan mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan bentuk pula (Abraham, 1973).

Referensi Utama:

  • Auguste Comte. 1896. The Positive Philosophy, diterjemahkan dan diringkas oleh H. Martineau. London: George Bell & Sons
  • J.H. Abraham. Sociology, The Study of Human Society. London: The English University Press
  • Soerjono Soekanto. 2014. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers