Pengertian Novel, Ciri-Ciri, Struktur, dan Unsur Pembangunnya (Intrinsik dan Ekstrinsik)
![]() |
Pengertian Novel, Ciri-Ciri, Struktur, dan Unsur Pembangunnya (Intrinsik dan Ekstrinsik) |
Halauuu sahabat UA... Gimana, hari ini bahagia? Semoga
sahabat UA selalu dalam keadaan baik dan bahagia, yaa...
Kali ini, mimin UA akan berbagi materi tentang
seluk-beluk Novel. Jika sahabat UA punya kebiasaan membaca, terlebih karya
sastra atau fiksi, pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah Novel. Atau
mungkin jika suka menonton film, misalnya Layangan Putus yang pernah ramai dibicarakan
beberapa waktu lalu. Film Dilan 1990, Dilan 1991, Milea: Surat dari Dilan, yang
salah satu kalimatnya “Rindu itu berat, biar aku saja” yang ramai di sela-sela
obrolan.
Misalnya lagi film, Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang; Balada
Si Roy: KKN di Desa Penari; Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas; Dua
Garis Biru; Imperfect; Mariposa; Sabtu Bersama Bapak; Tenggelamnya Kapal Van
Der Wijck; Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini; Dear Nathan: Thank You Salma;
Bumi Manusia; Puisi Cinta yang Membunuh; dan Panduan Mempersiapkan Perpisahan.
Semua judul film tersebut merupakan alih wahana dari Novel. Atau film yang
diangkat dari Novel.
Tapi, apa sih yang dimaksud novel? Bagaimana ciri-ciri,
struktur kebahasaan, dan unsur-unsurnya? Nah, berikut ini mimin UA akan
membahas seluk-beluk novel. Selamat belajar.
Pengertian Novel
Secara umum dan merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indoensia
(KBBI) novel seringkali diartikan sebagai karangan prosa panjang yang
mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya
yang menonjolkan watak dan sifat setiap tokohnya. Berbeda dengan karya sastra
pada umumnya, novel merupakan karya sastra yang panjang.
Secara etimologis, istilah novel berasal dari bahasa
Italia “novella” artinya sebuah kisah
atau cerita. Sedangkan orang yang menulis novel disebut novelis. Isi cerita
dalam sebuah novel biasanya jauh lebih panjang, kompleks, dan terdapat pesan tersembunyi
yang ingin disampaikan kepada pembaca.
Cerita pada novel biasanya diawali dari kejadian atau
peristiwa terpenting yang dialami tokoh dalam cerita, yang mana kemudian akan
mengubah nasib dalam hidupnya. Para tokoh dan watak tokoh lebih berkembang
sampai mengalami perubahan nasib.
Nurgiantoro (2012:14) mendefinisikan novel sebagai sebuah
karya sastra yang menawarkan sebuah dunia. Dunia di sini dalam artian dunia
yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajinatif, yang dibangun
melalui berbagai unsur instrinsiknya, seperti peristiwa, plot, tokoh (dan
penokohan), latar, sudut pandang, dan lain-lain yang juga bersifat imajinatif.
Jakob Sumardjo menjelaskan bahwa novel adalah sebuah
bentuk sastra yang begitu populer di dunia. Bentuk sastra novel merupakan yang
baling banyak dicetak dan beredar sebab daya komunitasnya yang luas pada
masyarakat.
Tarigan (2011) mendefinisikan novel sebagai suatu cerita
dengan alur yang cukup panjang mengisi satu buku atau lebih yang menggarap
kehidupan pria dan wanita yang bersifat imajinatif.
Berdasarkan pengertian tarigan tersebuat, novel adalah
sebuah karya fiksi berbentuk prosa yang menceritakan kehidupan para tokoh yang
diceritakan dalam sebuah alur atau peristiwa yang panjang cakupannya, cerita
tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek, yang setidaknya terdiri dari
100 halaman.
Beliau membagi novel dalam lima bagian, yaitu novel
avontur, psikologis, detektif, sosial, politik, dan kolektif.
Kosasih (2012) mendefinisikan novel sebagai suatu karya
imajinatif yang mengisahkan sisi utuh atas problematika kehidupan seseorang
atau beberapa orang tokoh.
Susanto (2012:32) menyatakan bahwa karya sastra (novel, cerpen, dan puisi) adalah karya imajinatif, fiksional, dan ungkapan ekspresi pengarang. Fiksi adalah hasil imanjinatif, rekaan, dan angan-angan pengarang. Bentuk karya fiksi yang terkenal dewasa ini adalah novel dan cerpen.
Ciri-Ciri Novel
Setiap karya sastra memiliki ciri-cirinya tersendiri,
begitu pula dengan novel. Berikut ini ciri-ciri novel:
- Umumnya, terdiri atas 100 halaman (35.000 kata)
- Tema dan alur cerita di dalam novel cukup kompleks
- Berbentuk narasi didukung deskripsi dan percakapan
- Alurnya berkembang
- Tokohnya banyak dan memiliki lebih dari satu karakter
- Latar bergerak dan beragam
- Ceritanya disertai perubahan nasib tokoh
Struktur Novel
Setiap teks memiliki pola atau strukturnya masing-masing,
begitu pula dengan novel. Berikut ini struktur novel secara umum.
- Abstrak merupakan rangkuman isi cerita pada bagian awal novel.
Abstrak bersifat opsional. Artinya bisa dicantumkan atau tidak. Abstrak ditulis
dengan tujuan untuk menjelaskan gambaran awal dan situasi yang dialami oleh
tokoh utama dalam novel.
- Orientasi merupakan bagian yang akan dijelaskan latar novel. Latar
yang dimaksud meliputi waktu kejadian, suasana, sampai tokoh-tokoh yang berada
di dalam novel tersebut. Penulis biasanya akan menjelaskan secara detail
keseharian atau aktivitas yang dijalani oleh tokoh utama sebagai bagian dari
orientasi.
- Komplikasi merupakan bagian yang memuat atau menjelaskan tentang
urutan kejadian cerita. Biasanya dalam komplikasi mengandung urutan sebab
akibat terjadinya peristiwa. Sederhananya, komplikasi adalah awal mula
munculnya konflik dalam cerita.
- Evaluasi merupakan puncak konflik dari sebuah cerita. Pada bagian
ini pembaca akan disuguhkan klimaks dari masalah yang terjadi pada tokoh novel
sehingga bisa turut merasakan keteganganya.
- Resolusi, setelah mengalami ketegangan atau puncak konflik, biasanya
akan dimunculkan solusi-solusi atau pemecahan masalah yang terjadi. Resolusi
adalah cara penyelesaian konflik dalam cerita dan juga sering disebut sebagai ending atau akhir nasib tokoh dalam
novel, baik berakhir dala keadaan sedih atau bahagia atau menggantung.
- Koda merupakan penutup cerita yang memuat pesan-pesan moral. Koda bersifat opsional, seperti abstrak. Penulis bisa mencantumkan dan bisa juga tidak. Ketika penulis mencantumkan koda, pembaca bisa menebak sendiri pesan moral apa yang tergantung di dalamnya.
Unsur Pembangun Novel
Novel dibuat dengan unsur-usnur pembangun yang saling
berkaitan. Unsur pembangun sebuah novel disamping unsur formal bahasa, masih
banyak lagi macamnya. Namun, secara garis besar, unsur pembangun novel dibagi menjadi
dua, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Berikut penjelasan detail tentang
unsur intrinsik dan ekstrinsik.
Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang secara langsung turut serta membangun cerita. Kepaduan antar berbagai unsur intrinsik inilah yang membuat novel terwujud. Atau sebaliknya, jika dari sudut pandang pembaca, unsur-unsur (cerita) inilah yang akan dijumpai jika kita membaca novel.
Unsur
yang dimaksud, untuk menyebut sebagian saja, misalnya tema, peristiwa, cerita,
plot, penokohan, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan
lain-lain. Berikut paparan unsur intrinsik secara detail.
- Tema
merupakan gagasan dasar yang
menopang sebuah karya sastra yang menjadi dasar pengembangan seluruh cerita.
- Plot
merupakan urutan peristiwa dalam sebuah cerita berdasarkan sebab-akibat.
- Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang
yang ditampilkan dalam sebuah cerita.
- Latar atau setting
adalah penggambaran tempat, waktu, dan lingkungan sosial terjadinya peristiwa-peristiwa
yang diceritakan.
- Sudut
pandang yaitu suatu metode
narasi yang menentukan posisi atau sudut pandang dari mana cerita disampaikan.
Secara umum, terdapat empat sudut pandang yaitu, sudut pandang persona ketiga (diaan),
sudut pandang persona pertama (akuan), sudut pandang campuran dan sudut pandang
dramatik.
- Amanat
adalah pesan moral yang coba
disampaikan penulis secara tidak langsung melalui karyanya.
Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik novel adalah unsur-unsur yang berada di
luar karya sastra, meskipun demikian, unsur ekstrinsik tetap memiliki pengaruh
terhadap isi atau sistem organisme dalam suatu karya sastra.
Post a Comment