6 Upaya Pencegahan konflik yang Bersifat SARA

6 Upaya Pencegahan konflik yang Bersifat SARA

 

Keberagaman budaya seperti bilah mata uang. Pada satu sisi, apabila dikelola dengan baik memberikan peran penting bagi bangsa dan masyarakat. Sedangkan sisi yang satunya, apabila tidak dikelola dengan baik, tepat, dan bijaksana bia menjadi melapetaka.

Di belahan dunia, hampir di semua negara yang penduduknya heterogen, seperti India dan Filipina, termasuk Indonesia, setiap saat bisa saja muncul konflik yang bernuansa SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan. Konflik yang bersifat SARA merupakan salah satu masalah sosial yang sering terjadi di berbagai negara, termasuk Indonesia. Konflik tersebut dapat menjadi salah satu pengancam stabilitas dan kemanan nasional, serta mengakibatkan terjadinya kerugian sosial dan ekonomi yang signifikan.

Setiap permasalahan yang berpotensi menimbulkan suatu konflik dalam tatanan kehidupan masyarkat yang beragam harus segera ditangani dengan baik agar tiak merugikan masyarakat. Upaya mengatasi konflik dapat dilakukan secara preventif dan represif.

Cara preventif yaitu suatu upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya masalah atau sebelum terjadinya masalah. Ibarat kata, sedia payung sebelum hujan. Bersifat antisipatif. Cara preventif dapat dilakukan dengan mengembangkan sikap toleransi, kerja sama, latihan bersama, dan sebagainya.

Cara represif merupakan suatu upaya dalam mengatasi masalah pada saat atau setelah terjadinya suatu masalah. Misalnya, penangkapan, pembubaran paksa, dan sebagainya. Selain itu ada cara kuratif.

Cara Kuratif merupakan suatu upaya tindak lanjut atau penanggulangan akibat masalah yang terjadi. Cara ini berfungsi untuk mengatasi dampak lanjut dari masalah yang terjadi. Misalnya, pendampingan terhadap korban kerusuhan, perdamaian, kerja sama, dan sebagainya.

Menurut Anda, manakah yang lebih baik, bersikap antisipasi, mengatasi masalah sesudat terjadinya masalah, atau apa?

Selain cara-cara di atas dalam menyelesaikan konflik dalam suatu masyarakat, dapat juga dilakukan dengan mengembangkan sikap saling menghormati satu sama lain dan saling menyadari atas perbedaan. Kesadaran atas perbedaan akan melahirkan kesadaran bahwa perbedaan itu indah, perbedaan adalah anugerah agar saling mengenal satu sama lain dan melengkapi agar kehidupan dalam masyarakat makin harmonis.

Sebagai generasi muda, khususnya, serta masyarakat Indonesia pada umumnya harus dan wajib mampu menghargai satu sama lain. Membanggakan suku bangsa dan budayanya sendiri sangat baik, tetapi bukan berarti harus merendahkan atau memandang negatif suku bangsa dan budaya lainnya.

Sikap merendahkan merupakan salah satu penyebab timbulnya perpecahan. Sebaliknya, apabila saling menghormati dan menghargai satu sama lain, maka bangsa Indonesia akan menjadi lebih maju, kuat, berwibawa, tangguh, dan disegani oleg bangsa lain.

Sikap menghargai dan menghormati keberagaman suku bangsa dan budaya dapat diterapkan melalui berbagai cara. Misalnya, tidak menonjoklan suku bangsanya sendiri, tidak menjelek-jelekkan suku bangsa lain, saling bergaul satu sama lain, memberikan pujian kepada keindahan suku bangsa lain, menyaksikan pertunjukan kesenian daerah satu sama lain untuk belajar toleransi dan saling menghargai, dan lain sebagainya.

Selain itu, keberagaman harus diterima budaya harus diterima sebagai bagian dari bentuk cinta tanah air, menghargai, menghormati, dan melestarikan kebudayaan bangsa Indonesia. Misalnya, mempelajari kesenian daerah dari suku bangsa lan. Jika hal itu saling dilakukan, secara tidak langsung sudah menunjukkan sifat dan sikap smenerima keberagaman, menghargai, menghormati, dan melestarikan keanekaragaman budaya yang ada.

Apabila diri berposisi sebagai warga pendatang di suatu daerah, sudah sepantasnya dan seharusnya mampu menyesuaikan diri dan mempelajari kebudayaan daerah setempat. Sikap demikian sebagai wujud menghargai menghormati, dan menerima keberagaman budaya. Hal tersebut yang akan menjadikan bangsa ini dilimpahi keharmonisan dan keindahan karena masyarakatnya rukun satu sama lain.

Selain itu, upaya pencegahan konflik yang bersifat SARA harus dilakuan oleh pemerintaj, masyarakat, dan semua elemen bangsa ini. Berikut ini, beberapa upaya pencegahan konflik bersifat SARA yang bisa dilakukan.

1) Pembentukan Peraturan Hukum yang Jelas

Pembentukan peraturan hukum yang jelas dan tegas mengenai diskriminasi dan tindakan rasial yang bersifat provokatif dapat menjadi salah satu upaya pencegahan konflik yang efektif. Selain itu, tindakan hukum yang tegas dan cepat terhadap pelaku kejahatan rasial juga dapat memberikan efek jera dan mencegah terjadinya tindakan serupa di masa depan.

2) Pendidikan dan Sosialisasi

Pendidikan dan sosialisasi yang tepat mengenai hak asasi manusia, toleransi, dan keragaman budaya dapat membantu mencegah terjadinya konflik yang bersifat SARA. Pendidikan dan sosialisasi dapat dilakukan di sekolah, lembaga pendidikan, maupun melalui media massa.

3) Pembentukan Kelompok Masyarakat

Pembentukan kelompok masyarakat yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan ras dapat membantu mengurangi ketegangan dan meningkatkan hubungan antar kelompok. Kelompok masyarakat seperti ini dapat berkolaborasi dalam kegiatan sosial, budaya, dan pendidikan untuk meningkatkan kesadaran dan toleransi terhadap perbedaan.

4) Meningkatkan Partisipasi Masyarakat

Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan sosial dan politik dapat membantu meningkatkan kesadaran dan toleransi antar kelompok. Partisipasi masyarakat dapat meliputi kegiatan seperti diskusi publik, aksi sosial, dan kampanye edukasi.

5) Meningkatkan Keterbukaan dan Transparansi Pemerintah

Meningkatkan keterbukaan dan transparansi pemerintah dalam menangani masalah konflik SARA dapat membantu mencegah terjadinya konflik yang lebih besar. Pemerintah dapat memberikan informasi yang jelas dan akurat mengenai kebijakan dan tindakan yang diambil dalam menangani konflik SARA.

6) Meningkatkan Pemahaman dan Keterampilan Komunikasi

Meningkatkan pemahaman dan keterampilan komunikasi antar kelompok dapat membantu mengurangi ketegangan dan meningkatkan hubungan antar kelompok. Keterampilan seperti mendengarkan dengan empati, berbicara dengan bahasa yang sopan, dan memahami perbedaan budaya dapat membantu membangun hubungan yang lebih baik antar kelompok.