Teks Eksplanasi (Pengertian, Tujuan, Manfaat, Struktur, Ciri-ciri dan Kaidah Kebahasaan)

Teks Eksplanasi menurut Restuti (2013:85) merupakan sebuah teks yang menerangkan atau menjelaskan mengenai proses atau fenomena alam maupun sosial. Sedangkan Mahsun (2013:189) engatakan bahwa teks eksplanasi merupakan susunan dengan struktur yang terdiri atas bagian-bagian yang memperlihatkan pernyataan umum (pembukaan) deretan penjelasan (isi) dan interpretasi/penutup.

Secara umum teks eksplanasi merupaan teks yang menjelaskan proses terjadinya atau terbentuknya suatu fenomena alam, sosial, ilmu pengetahuan, budaya yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Teks eksplanasi menceritakan prosedur atau proses terjadinya fenomena sehingga pembaca dapat memperoleh pemahaman mengenai latar belakang terjadinya fen omena tersebut secara jelas dan logis. Dalam teks eksplanasi banyak menggunakan atau terkandung fakta dan pernyataan-pernyataan yang memiliki hubungan sebab akibat (kausalitas). Sebab-sebab dan akibat-akibat tersebut berasal dari sekumpulan fakta dari hasil penelusuran dan pengamatan terhadap fenomena yang diamati penulisnya.

Tujuan Teks Eksplanasi

Dari pengertian teks eksplanasi yang telah dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa teks eksplanasi merupakan teks yang memiliki tujuan untuk menjelaskan suatu proses dari peristiwa alam atau sosial secara alamiah berdasarkan fakta. Teks eksplanasi sendiri sebenarnya mungkin telah Anda baca dalam berbagai media atau surat kabar. Hanya saja, mungkin Anda tidak tahu bahwa teks yang telah Anda baca tersebut merupakan salah satu jenis teks eksplanasi. Biasanya, teks eksplanasi akan menjelaskan suatu berita terbaru. Dengan demikian, membaca teks eksplanasi sangat bermanfaat untuk pembaca. Membaca teks eksplanasi akan memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang hal baru yang terjadi.

Manfaat Teks Eksplanasi

  1. Manfaat dari teks eksplanasi yakni sebagai berikut.
  2. Membaca teks eksplanasi akan menambah ilmu bagi pembaca serta mewujudkan generasi muda yang cerdas secara intelektual.
  3. Menambah wawasan kepada pembaca tentang proses terjadinya suatu fenomena yang terjadi di lingkungan alam maupun di lingkungan sosial
  4. Menambah wawasan kepada para pembaca tentang hal-hal yang bersifat ilmiah

Struktur teks eksplanasi menurut Mahsun (2013) teks eksplanasi teridiri dari:

  1. Pernyataan Umum yaitu berisi tentang penjelasan umum mengenai fenomena yang dibahas, bisa berupa pengenalan fenomena tersebut atau penjelasannya . Penjelasan umum yang dituliskan dalam teks ini berupa gambaran secara umum tentang apa, mengapa dan bagaimana peristiwa alam tersebut bisa terjadi.
  2. Deretan Penjelas (Urutan Sebab Akibat) yakni berisi tentan penjelasan proses mengapa fenomena tersebut bisa terjadi atau tercipta dan bisa terdiri lebih dari satu paragraf. Deretan penjelas mendeskripsikan dan merincikan penyebab dan akibat dari sebuah bencana alam yang terjadi.
  3. Interpretasi (Opsional), pada bagian ini merupakan teks penutup yang bersifat pilihan; bukan keharusan. Teks penutup yang dimaksud di sini yakni teks yang merupakan intisari atau kesimpulan dari pernyataan umum dan deret penjelas. Opsionalnya dapat berupa tanggapan maupun mengambil kesimpulan atas pernyataan yang ada dalam teks tersebut.

Ciri-Ciri Teks Eksplanasi

Adapun ciri-ciri teks eksplanasi yakni sebagai berikut.
  1. Strukturnya terdiri dari pernyataan umum, mempunyai sebab akibat dan interpretasi.
  2. Informasi yang dimuat berdasarakan fakta atau kenyataan.
  3. Fakta tersebut memuat informasi yang bersifat ilmiah.
  4. Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi

Kaidah kebahasaan atau ciri bahasa 

Berikut ini kaidah kebahasaan atau ciri bahasa yang digunakan dalam teks eksplanasi secara umum sebagai berikut.

  1. Memuat informasi berdasarkan fakta. Jadi, ciri utama dari teks eksplanasi adalah menjelaskan sesuatu sesuai dengan fakta. Dengan demikian, penulis harus benar-benar mengetahui peristiwa yang diceritakan dengan pasti karena yang ditulis adalah berupa fakta bukan karangan belaka.
  2. Fokus pada hal umum (generik) dan bukan partisipan manusia (nonhuman participants),
  3. Membahas informasi yang bersifat ilmiah,
  4. Bersifat informatif dan tidak mencoba mempengaruhi pembaca untuk mempercayainya,
  5. Lebih banyak menggunakan kata kerja material dan relasional. Verba Relasional lebih menekankan pada verba atau kata kerja yang berfungsi sebagai penghubung antara subjek dan pelengkap. Kalimat yang mengandung verba relasional harus memiliki pelengkap, jika tidak maka kalimatnya akan terlihat rancu. Struktur kalimat dari verva relasional yakni Subjek + verba relasional + Pelengkap. Contoh : Kakak merupakan kakak tertua. Kakak sebagai Subjek, merupakan sebagai verba relasional, dan anak tertua sebagai pelengkap yang harus ada.
  6. Menggunakan kata penghubung waktu dan kausal. Contoh : Jika, bila, sehingga, sebelum, pertama dan kemudian.
  7. Menggunakan kalimat pasif. Kalimat pasif merupakan kalimat yang subjeknya sebelum predikat. Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai suatu perbuatan atau aktivitas. Kalimat pasif biasanya diawali oleh awalan ter- atau di-. Adapun ciri-ciri dari kalimat pasif yakni Subjeknya sebagai penderita; Predikatnya berimbuhan di-, ter-, atau ter- kan; Predikatnya berupa predikat persona (kata ganti orang, disusul oleh kata kerja yang kehilangan awalan). Kalimat pasif terdiri dari dua yaitu Kalimat pasif transitif dan intransitif. Kalimat pasif transitif merupakan kalimat yang pasif memiliki objek. Misalnya, jambu dilempar imam; novel dibaca Andi di kamar; handphone ali terinjak Anita. Sedangkan pasif intransitif merupakan kalimat pasif yang memiliki objek. Misalnya, Buku dibeli; Mobil sdang dicuci; Topi itu terlempar ke sungai.
  8. Eksplanasi ditulis untuk membuat justifikasi bahwa sesuatu yang diterangkan secara kausal itu benar adanya